Network
MEDIA TULUNGAGUNG – Akhir-akhir ini, harga minyak goreng melambung tinggi, yang menyebabkan masyarakat mengeluhkan mahalnya harga minyak goreng.
Untuk mengatasi mahalnya harga minyak goreng tersebut, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan solusi untuk persoalan mahalnya harga minyak goreng.
Teten Masduki mengungkapkan untuk mengatasi mahalnya minyak goreng tersebut dapat dihadapi dengan minyak penggganti.
Baca Juga: Lirik Lagu 'No Comment' Viral TikTok Usai Dinyayikan Bunda Corla dan Tuty Wibowo
Adapun minyak pengganti yang sedang dikembangkan adalah minyak makan merah. Selain itu, minyak makan merah dapat dijadikan fondasi dan tonggak kebangkitan petani sawit di Indonesia.
Dilansir MEDIA TULUNGAGUNG dari laman PMJ News, pada tanggal 3 Februari 2023.
Lebih lanjut, Teten sendiri baru melakukan peletakan batu pertama dalam pembangunan pabrik minyak makan merah.
Selain itu, teten juga melakukan peresmian pabrik CPO Koperasi Sawit Makmur bekerja sama dengan PT BGMPA di Desa Tajau Mulya, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus, 4 Februari 2023: Karir Anda Siap Lepas Landas
Diungkapkan oleh Teten, hal tersebut sudah diputuskan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menyejahterakan petani sawit di Indonesia.
“Presiden ingin kesejahteraan petani sawit meningkat. Oleh karena itu pembangunan pabrik minyak merah khusus untuk koperasi petani sawit, bukan koperasi besar,” ungkap Teten.
“Hal tersebut menjadi bukti keberpihakan pemerintah terhadap petani sawi,” lanjutnya.
Untuk harga minyak makan merah sendiri tergolong lebih murah dari pada minyak goreng yang beredar dipasaran.
Dimana harga minyak makan merah berkisar Rp9.000 rupiah per liter, sehingga masyarakat dapat mengakses minyak yang sehat dan murah.
Selain itu, minyak makan merah memiliki manfaat untuk kesehatan, salah satunya dapat mencegah stunting karena mengandung vitamin A dan E.
“Minyak makan merah memiliki khasiat yang baik untuk tubuh, bahkan dapat mencegahstunting dengan memiliki vitamin A dan E,” ungkap Teten.
Disisi lain, Ketua Koperasi Sawit Makmur, Samsul Bahri mengungkapkan bahwa pihaknya hingga kini telah mengelola lahan kebun sawit seluas 11.750 hektar.
Dan memiliki anggota yang beranggotakan petani swadaya mandiri yang tersebar di 8 Kecamatan dan 32 desa.
Tak sampai disitu, Samsul juga mengatakan bahwa Koperasi Sawit Makmur merupakan saru-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki kebun dan pabrik yang sangat besar.
Dan juga sudah menerima dan mengelola TBS sampai 150.000 sampai 200.000 ton perhari dan berkontribusi sebesar Rp47 miliar per tahun untuk negara RI.
“Koperasi kami masih menjadi satu-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki kebun dan pabrik yang sangat besar,” ungkap Samsul.
“Kami juga sudah menerima dan mengelola TBS sampai 150.000-200.000 ton per hari dn berkontribusi sebesar Rp47 miliar per tahun kepada negara,” sambungnya.***
