TERBARU! Soal Kasus Kematian Sekeluarga di Kalideres, Polisi Beberkan Hasil Pemeriksaan 2 Anak Korban

- 19 November 2022, 07:18 WIB
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi beserta jajarannya melakukan penelusuran terkait kasus kematian 4 jenazah di Kalideres.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi beserta jajarannya melakukan penelusuran terkait kasus kematian 4 jenazah di Kalideres. /

MEDIA TULUNGAGUG - Pihak kepolisian melanjutkan penyelidikan terkait kasus penemuan 4 jenazah sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat dengan memeriksa beberapa saksi-saksi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, kepolisian juga telah memeriksa dua anak dari korban pasangan suami istri kasus tersebut.

“Kita sudah periksa beberapa orang saksi diantaranya dua anak dari Pak Rudyanto dan Margareth,” ujar Zulpan kepada wartawan, Jumat.

Baca Juga: KPU Resmi Umukan Rekrutmen PPK, PPS Pemilu 2024, Begini Jumlah Rincian Panitia Ad Hoc Terbaru

Namun Zulpan tidak menjelaskan lebih lanjut terkait pemeriksaan terhadap dua anak korban tersebut. Ia hanya menyebutkan keduanya tinggal di Bekasi.

“Ada dua anak mereka yang tinggal di Bekasi sudah dilakukan pemeriksaan,” ucapnya.

Lebih lanjut, beberapa saksi lain yang sudah diperiksa sebagai bagian dari penyelidikan untuk mengungkap kasus serta penyebab kematian korban.

“Kemudian, dua orang sekuriti, Ketua RT dan petugas PLN. Keterangan dibutuhkan penyidik untuk bisa menemukan titik terang penyebab kematian,” jelasnya.

Baca Juga: UIN Tulungagung Berlakukan Kuliah Online Selama 12 Hari, Netizen Sebut Miris Hubungan dengan Organisasi Ekstra

Sebelumnya dikabarkan bahwa Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat meminta bantuan sejumlah ahli untuk mengungkap kasus ini.

Pihak ahli akan melakukan penelusuran forensik hingga latar belakang para korban.

Bukti demi bukti dikumpulkan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).

Namun piha kepolisian masih berlum bisa menyimpulkan penyebab hilangnya nyawa para korban Kalideres ini.

Kemunculan kasus ini diiringi dengan munculnya spekulasi di tengah-tengah masyarakat terkait kematian satu keluarga Kalideres tersebut.

Salah satunya yakni konspirasi kepercayaan Jainisme asal India, yang praktik keagamaan diantaranya adalah ritual puasa sampai mati.

Ramai di media sosial Twitter, netizen mengaitkan kasus kematian keluarga di Kalideres dengan kepercayaan Jainisme.

Baca Juga: Jadwal Resmi Rekrutmen PPS Pemilu 2024 Menurut Surat Keputusan KPU No 476 Tahun 2022, Simak Di Sini

“Bagaimana kalau, keluarga yang di Kalideres itu sedang menjalankan puasa? Ada jenis puasa ekstrem, puasa Sallekhana atau Samadi Marana, biasanya dilakukan oleh pengikut Jainisme,” ucap @DeningCarlo dilihat pada Rabu, 16 November 2022.

“Berpuasa tanpa makan dan minum hingga kematian menjemput. *Ada bedak bayi dan banyak kapur barus,” kata pengguna Twitter itu lagi, masih di cuitan yang sama.

Dengan kata lain, warganet tersebut menyimpulkan ini merupakan kematian yang telah direncanakan lantaran ada penemuan kapur barus dan bedak bayi di TKP.

Pasalnya, polisi mengatakan kapur barus, dan bedak tabur tersebut disinyalir digunakan korban untuk menghilangkan bau busuk dari mayat.

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar sebelumnya telah membenarkan temuan benda-benda tersebut.

Baca Juga: Update Kasus Kalideres: Kepercayaan Jainisme Diduga Jadi Penyebab Kematian Satu Keluarga, Benarkah?

Apalagi menurut hasil autopsi di RS Polri Jakarta Timur, Kapolres Metro Jakbar, Kombes Pol. Pasma Royce mengatakan, keempatnya diperkirakan tewas sejak tiga minggu yang lalu secara berurutan.

"Ini dari bapaknya, ibunya, serta dari iparnya ini waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," kata Pasma.

Artinya, ada momen ketika salah satu korban masih hidup dan menaburkan serbuk kapur barus serta bedak tabur kepada jasad lainnya.

Terkait praktik puasa ekstrem penganut Jainisme, tujuannya diketahui bersinggungan dengan prinsip menyikapi makanan.

Bagi pengikut kepercayaan ini, mengonsumsi makanan yang sudah menginap semalam adalah pantang, sebab merupakan bentuk kekerasan terhadap mikroorganisme atau serangga kecil yang sudah mengerubungi makanan tersebut.

Dalam bagian paling ekstrem, restriksi diet religious ini bisa sampai mengantar penganutnya untuk sumpah bunuh diri secara sukarela dengan cara berpuasa.

Baca Juga: BREAKING NEWS ! Aktor Senior Rudy Salam Meniggal Dunia , Tutup Usia di 73 tahun

Sebanyak 200 pemeluk Jain diketahui melakukan praktik ini setiap tahunnya, terutama para lansia, penganut yag sakit, atau sudah tak memiliki keterikatan duniawi.

Praktik puasa ektrem hingga menunggu ajal ini juga dianggap penganut Jain sebagai proses pemurnian tubuh. ***

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini