Begini Ucapan Sri Mulyani Sebut Perokok jadi Beban Negara, Sebabkan ‘Rokok’ jadi Trending 1 di Twitter

- 21 Desember 2021, 12:36 WIB
Sri Mulyani Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Sri Mulyani Menteri Keuangan Republik Indonesia. /VOI.id/

MEDIA TULUNGAGUNG - Hastag rokok menjadi trending 1 di Twitter pada hari Selasa, 21 Desember 2021. Rupanya, problem rokok menjadi viral sebab ungkapan Menteri Keuangan,

Sri Mulyani pada konferensi pers 16 Desember 2021.

Dalam konferensi pers yang digelar di kanal Youtube Kementrian Keuangan, Sri Mulyani secara terang-terangan menyebut perokok sebagai salah satu penyebab kemiskinan terbesar masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Buat Hari Ibumu Berkesan, Berikut Ide Aktivitas yang Dapat Kamu Lakukan Bersama Ibu di Hari Ibu

Ungkapan Sri Mulyani tersebut berkaitan dengan pengeluaran anggaran BPJS Kesehatan yang menghabiskan hingga 15 triliun untuk para perokok.

Dikutip Media Tulungagung dari tayangan konferensi pers kementrian keuangan, berikut pernyataan Sri Mulyani yang memaparkan data perokok sebagai beban negara:

“Rokok adalah pengeluaran terbesar kedua dari kelompok miskin yang dalam hal ini, kita lihat baik di perkotaan dan pedesaan rokok merupakan komoditas dua tertinggi dari sisi pengeluaran rumah tangga sesudah beras.

Baca Juga: Rokok Jadi Trending 1 Twitter, Begini 1001 Alasan Netizen Perokok Tak Terima Disebut Beban Negara

Biaya kesehatan akibat merokok mencapai 17,9 hingga 27,7 triliun rupiah per tahun. Dan dari total biaya ini, 10,5 hingga 15,6 triliun merupakan biaya perawatan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan.

Ini artinya, 20 hingga 30 persen dari subsidi PBI di dalam jaminan kesehatan nasional (JKN) yang sebesar 48,8 triliun adalah untuk membiayai biaya perawatan akibat dampak rokok ini.

Biaya ekonomi dari kehilangan tahun produktif karena hal ini juga sangat tinggi.

Penyakit yang disebabkan oleh merokok tadi menyebabkan mereka tidak produktif dan ini diestimasi konsekuensinya sebesar 374 triliun pada tahun 2015.
Ini survey dari Balitbang Kesehatan 2015”.

Baca Juga: 50 Pantangan Jawa yang Harus Diketahui, Ternyata Mengandung Pesan Moral yang Sangat Mendalam

Pernyataan Sri Mulyani di atas sekaligus menjadi latar belakang pelaksanaan rancangan kebijakan kenaikan harga cukai rokok mulai tahun 2022.

Netizen ramai menanggapi pendapat Menteri Keuangan tersebut. Mayoritas orang menyangkal anggapan perokok sebagai beban negara, karena penjualan rokok juga menyumbang pajak terbesar.

Berikut beberapa ungkapan kontra dari netizen:

“Rokok lagi dibantalin. Faktanya, negara jadi sejahtera sih dari ngisap duit perokok. Kurleb 20 triliun yang ditarget dari duit rokok. Jadi yang bikin miskin rokok apa negara nih?” cuitan akun @KomunitasKretek

“Kami kaun perokok adalah perwujudan doa para petani cengkeh dan tembakau. Ada hak rizki mereka dalam tiap hembusan asap rokok kami”, ungkap akun @BachoUncle.
Namun ada juga akun yang mendukung kebijakan pemerintah tersebut dengan alasan meminimalisir jumlah perokok dini

Baca Juga: Profil dan Biodata Pemain 'Snowdrop' Paling Lengkap Mulai Jisoo Hingga Jung Yoo Jin, Simak Selengkapnya

“Range umur 13-18. Ngerokok. Itulah bunda, kenapa cukai dan harga rokok perlu mahal, gaboleh beli ketengan, standardisasi kemasan jual, beli pake ID, dan hapus diskon cukai rokok”, @Obi-Wan Catnobi.

Demikian ulasan mengenai ungkapan Sri Mulyani mengenai rokok yang menyebabkan kehebohan di Twitter hingga trending 1***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Twitter Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x