Soal Pembunuh Munir, Selain Muchdi, Hacker Bjorka Catut Nama Megawati, Terlibat?

11 September 2022, 22:57 WIB
Megawati Soekarnoputri. /Foto: Ist.

MEDIA TULUNGAGUNG - Akun hacker Bjorka membuat geger publik dalam beberapa hari ini.

Pasalnya tidak hanya mengklaim telah mendapatkan beberapa data dokumen rahasia yang menyangkut pemerintahan Indonesia, kini Bjorka membuka kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib.

Bahkan mereka menyebut dua nama besar, Megawati Soekarnoputri dan Muchdi Purwopranjono.

Baca Juga: Bikin Ketar Ketir! Kini Hacker Bjorka Ancam Bongkar Data MyPertamina Ditengah Naiknya Harga BBM, Netizen....

Bahkan secara detail dalam sebuah situs yang dibuat, hacker Bjorka merincikan secara detail seluruh kronologi pembunuhan Munir hingga identitas pribadi tersangka.

Dalam artikel berbahasa Inggris berjudul "Who Killed Munir? (Siapa yang Membunuh Munir?," ia pun menuangkan seluruh cerita yang diklaim sebagai fakta pembunuhan Munir.

Begini isi lengkap keterangan hacker Bjorka dalam situs yang dibuat di telegram.

Saya akan memberi Anda nama jika Anda bertanya siapa yang berada di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.

Munir adalah koordinator KontraS yang sangat vokal mengungkapkan bahwa pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar.

Baca Juga: Fakta Sosok Camilla: Sang Permaisuri Raja Charles III yang Disebut Pelakor Suami Putri Diana, Ada Garis Gundik

Akibat pengungkapan itu, Muchdi Purwopranjono, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, menjadi tidak senang dengan Munir. Akibatnya, Muchdi harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari.

Muchdi diangkat menjadi Kepala Deputi V BIN pada 27 Maret 2003. "Posisi yang membuka banyak peluang untuk menghentikan aktivitas korban mendiang Munir yang merugikan terdakwa,"

Muchdi memanfaatkan jaringan nonorganik BIN, Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot PT Garuda Indonesia Airways, untuk membunuh jiwa Munir. Karena saat itu diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia.

Siapa Muchdi Purwoprandjono? Ini Profil dan Biodata Sosok yang Disebut Bjorka Sebagai Dalang Pembunuh Munir

Baca Juga: Setelah Ferdy Sambo, IPW Sebut Putri Candrawathi Lancarkan Strategi, Refly Harun: Saya Gak Habis Pikir....

Pollycarpus kemudian ditempatkan sebagai staf keamanan penerbangan sehingga dia bisa mengambil penerbangan PT Garuda Indonesia Airways, termasuk pesawat yang nantinya akan ditumpangi Munir.

Lebih lanjut dijelaskan bagaimana Pollycarpus membuat surat rekomendasi kepada PT Garuda Indonesia Airways untuk ditempatkan di corporate security. Draf surat itu diketik Pollycarpus menggunakan komputer di ruang staf Deputi V BIN. Setelah selesai, surat itu kemudian dikoreksi oleh saksi Budi Santoso yang sempat bertanya, "Ini untuk apa?"

Polly menjawab, "Pak, saya mau ikut corporate security karena banyak masalah di Garuda." Budi Santoso juga bersedia mengoreksi surat tersebut karena mengetahui Polly adalah jaringan nonorganik Muchdi.

Baca Juga: Bikin Heboh! Komnas HAM Sebut Ada Sosok Penembak Ketiga Pembunuhan Brigadir J, Putri Candrawathi Kandidat?

Polly kemudian membawa surat itu ke kamar Muchdi. Selang beberapa hari, Polly memberi tahu Budi Santoso, "Pak, saya mendapat tugas dari Pak Muchdi Purwopranjono untuk membunuh Munir."

Surat tersebut kemudian ditandatangani dan dimasukkan ke dalam amplop BIN bernomor R-451/VII/2004, yang kemudian diserahkan langsung oleh Polly kepada Indra Setiawan, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airways. Polly akhirnya ditugaskan sebagai staf keamanan perusahaan seperti yang diminta.

Selanjutnya Polly menelepon ponsel Munir yang diterima Suciwati untuk menanyakan kapan Munir akan berangkat. Suci menjawab bahwa suaminya akan berangkat Senin, 6 September 2004, dengan pesawat Garuda Boeing 747-400 nomor penerbangan GA-974.

Baca Juga: Terbongkar, Hubungan Rumit Ratu Elizabeth II dengan Putri Diana, Disebut Ada Intimidasi dan Perselingkuhan

Polly juga mengatur agar bisa ikut penerbangan sebagai extra crew. Polly seharusnya menjadi pilot utama untuk penerbangan ke Peking, Cina, dari 5 September hingga 9 September 2004.

Maka pada Senin malam, Polly berhasil menerbangkan pesawat bersama Munir yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Pukul 23.32 WIB, setelah terbang sekitar 120 menit, pesawat mendarat di Bandara Changi Singapura.

Polly yang sudah lebih dulu bertemu dengan Munir membawa korban ke Coffee Bean melalui Gerbang 42. Munir menunggu Polly yang memesan dua minuman yang salah satunya sudah diberikan racun arsenik kepada korban. Munir menghabiskan minuman yang diberikan Polly.

Baca Juga: CEK FAKTA: Viral Ratu Elizabeth II Disebut Meninggal Karena Ditembak Mati di Sebuah Tempat, Detroit, Benarkah?

Selanjutnya, Munir kembali ke pesawat untuk melanjutkan penerbangan. Sementara itu, Polly kembali ke Jakarta. Selasa sekitar pukul 10.47, Polly menghubungi Budi Santoso dan mengatakan: "Menemukan ikan besar di Singapura."

Sementara itu, Munir meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di atas langit Rumania di Bandara Schipol Amsterdam, Belanda. Berdasarkan hasil otopsi pihak berwenang Belanda, tubuh Munir mengandung 3,1 miligram racun arsenik. Ada proses pengadilan dalam kasus ini. Namun, tabir misteri tidak pernah terungkap dengan jelas.

Putusan hakim terhadap terdakwa Muchdi pada Rabu, 31 Desember 2008, jauh dari tuntutan jaksa 15 tahun penjara. "Menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan merencanakan pembunuhan Munir, sesuai dakwaan jaksa," kata Ketua Majelis Hakim Suharto.

Baca Juga: Kekuasaan di Kerajaan Inggris Berubah, Kate Middleton Mewarisi Gelar Putri Diana

Tiga orang yang pernah duduk di kursi penjara atas tuduhan melakukan pembunuhan Munir menghirup udara bebas. Indra Setiawan, mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia yang divonis majelis hakim karena ikut membuat surat palsu, telah dibebaskan setelah menjalani satu tahun penjara. Pollycarpus, yang dituduh sebagai algojo pembunuhan Munir, dibebaskan pada 28 September 2014. Sementara itu, Muchdi bahkan dibebaskan dari tuduhan merencanakan pembunuhan terhadap aktivis tersebut.

Tak lupa A.M Hendropriyono menjabat sebagai ketua BIN, dan Megawati menjabat sebagai Presiden. Jadi tidak mungkin seorang deputi bisa bertindak sendiri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berjanji akan menuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu, salah satunya kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.

Baca Juga: 3 Poin Penting Disampaikan Raja Charles III dalam Pidato Pertamanya Setelah Kematian Ratu Elizabeth II

Janji Jokowi untuk menuntaskan kasus kematian Munir kembali ditagih. Karena sejak kontrak dibuat, kasus Munir masih dalam penanganan.

Kasus kematian Munir bahkan terancam kadaluarsa jika tidak ada penuntutan atau status pasien tidak berubah menjadi pelanggaran HAM berat. Apa yang terjadi dengan janjimu Pak Pres?

Cek isi kronologi kasus Munir aktivis HAM bocoran Bjorka dalam bahasa Indonesia yang menuntut Jokowi segera hukum dalang pembunuhan sebut nama Muchdi Pr, A.M Hendropriyono dan mantan Presiden RI Megawati Soekarno Putri. Twitter.com/@MAHENDRA_GNW

Demikian informasi yang dibagikan hacker Bjorka soal pembunuhan aktivis HAM asal Malang, Munir yang hingga kini kasusnya belum pernah terungkap.

Terkait kebenaran informasi tersebut belum bisa dipertanggung jawabkan.

Baca Juga: Hacker Bjorka Tawarkan Data Dokumen Rahasia BIN, Selanjutnya Targetkan Jokowi

Sebagai tambahan informasi, Munir Said Thalib yang sering mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia meninggal 7 September 2004.

Tepat 18 tahun yang lalu Munir meninggal di atas pesawat yang membawanya dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda.

Kasus pembunuhan Munir hingga saat ini belum menemukan titik terang, dan terus menjadi misteri. Pasalnya Munir meninggal di dalam pesawat dengan cara yang tidak wajar.***

Editor: Azizurrochim

Tags

Terkini

Terpopuler