Fakta Terbaru Terkuak, Korban Oknum Guru Pemerkosa 12 Santriwati di Bandung Bertambah

11 Desember 2021, 10:09 WIB
PelakuPemerkosaan Herry Wirawan Bertambah jadi 21 Orang /

 

MEDIA TULUNGAGUNG - Pengakuan mengejutkan datang dari oknum guru yang terlibat kasus pemerkosaan terhadap santriwatinya.

Pengakuan tersebut berkaitan dengan jumlah korban yang pernah disetebuhinya diungkapkan oleh Herry Wirawan pelaku pemerkosaan santri.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, oknum guru pada salah satu pondok pesantren di Bandung ini telah memperkosa 12 santriwatinya.

Baca Juga: 5 Tanaman ini Miliki Aura Negatif yang Membuat Rezeki Seret Menurut Primbon Jawa, Begini Penjelasanya

Namun, fakta terbaru terbongkar bahwa jumlah korban akibat ulah okmum guru tersebut sebanyak 21 orang.

Hal itu disampaikan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut Diah Kurniasari kepada awak media pada Jumat, 10 Desember 2021.

Diah Kurniasari mengatakan, dari 21 korban, 11 di antaranya merupakan santriwati yang berasal dari dua kecamatan di Kabupaten Garut.

Baca Juga: Cek Fakta: Ustadz Abdul Somad Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme, Bukti Sudah Jelas

"Rata-rata dipergauli itu umur 13-an, ya mulai (mondok) rata-ratakan ada yang 2 atau 3 tahun itu. Nah itu bukan hanya orang Garut. Ada orang Cimahi, Bandung. Semuanya ada 21," kata Diah Kurniasari.

Dikutip Mediatulungagung dari artikel Bekasi Pikiranrakyat.com berjudul "Bukan 12, Oknum Guru Bejat di Bandung Ternyata Cabuli 21 Santriwati", menurut Diah, seluruh korban yang hamil saat ini sudah melahirkan.
Dengan korban terakhir berusia 14 tahun sudah melahirkan pada November 2021,

"Dari 11 korban, 8 anak dilahirkan semua dari kita (Garut)," kata Diah.

Baca Juga: Ramalan Tahun 2022 Asia Dilanda Tsunami Hingga Bencana Alam, Baba Vanga Ungkap Akhir Dunia

"Jadi 8, ada satu orang korban sampai ada dua anak. Tapi dari semua sekarang selama 6 bulan semua sudah lahir," sambungnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari PMJ News pada Jumat, 10 Desember 2021.

Lebih lanjut, Diah memaparkan bahawa pihaknya sempat menawarkan bantuan dari P2TP2A Garut apabila korban tidak sanggup merawat bayi-bayi tersebut.

Bantuan tersebut, selain dilatarbelakangi dengan kondisi trauma, juga melihat kondisi ekonomi para korban.

Pasalnya, sebagian besar korban berasal dari keluarga yang bekerja sebagai buruh harian lepas, pembuat jok, penjual kitab, hingga petani.***(Muhamad Bagja/Bekasi.Pikiranrkayat.com)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler