Media Tulungagung – Santer terdengar di berita Internasional bahwa seorang jurnalis media Aljazeera, Shireen Abu Akleh yang merupakan warga Palestina ditembak mati oleh pasukan militer Israel saat melakukan liputan.
Namun, Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett membantah semua tuduhan yang mengarah kepada pasukan pertahanannya itu.
Naftali sama sekali tidak membenarkan video yang kini ramai beredar di media sosial bahwa pasukan militernya yang telah menewaskan Abu Akleh.
Baca Juga: Politisi PDIP Ini Unggah Foto Haram Dukungan untuk Anies Baswedan, Netizen Ucapkan Belas Kasih!
Pimpinan pemerintahan Israel malah membalikkan tuduhan kepada para pejuang Palestina.
Ia mengklaim sebuah video yang beredar menunjukkan pejuang Palestina lah yang menembak di gang Jenin.
Menurut Naftali Bennett ini menjadi bukti bahwa warga Palestina telah membunuh Shireen Abu Akleh.
Baca Juga: Yenny Wahid Buka Aib Muhaimin Iskandar Saat di PKB: Masyarakat Terus Akan Ingat Ini!
Mereka juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan verifikasi di lapangan secara langsung.
Dari upaya verifikasi tersebut menunjukkan bahwa gang (tempat) tidak berada di area di mana Abu Akleh ditembak.
Panglima militer Israel, Letnan Jenderal Aviv Kochavi, juga menyatakan hal yang sama bahwa tidak jelas siapa yang menembak Shireen Abu Akleh.
Di sisi lain, Ali al-Samoudi, seorang jurnalis Aljazeera yang juga tertembak, mengatakan pasukan Israel telah menembaki Abu Akleh.
Ali al-Samoudi mengalami luka di bagian punggung. Beruntung, kini kondisinya sudah stabil.
Padahal, pada saat kejadian, mereka berdua sudah memakai rompi dan helm bertuliskan Press. Namun tetap saja pasukan militer Israel membabi buta.
Seperti diketahui, Abu Akleh adalah seorang koresponden televisi yang terkenal dan dihormati di seluruh Palestina dan dunia Arab yang lebih luas.
Baca Juga: Kembali Hina Anies, Ruhut Sitompul Dihujat Netizen: Langgar HAM, Rasis, Pak Mahfud…
Dia bergabung dengan Aljazeera pada tahun 1997, setahun setelah media itu diluncurkan.
Penduduk asli Palestina berdarah Amerika berusia 51 tahun itu tinggal di Yerusalem.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Israel harus bertanggung jawab penuh atas kematian yang ditimpa warganya itu.
“Kami menolak penyelidikan bersama dengan Israel atas pembunuhan Shireen Abu Akleh,” kata Abbas, seperti dilansir Media Tulungagung dari Aljazeera News pada Kamis, 12 Mei 2022.
Abbas juga menambahkan bahwa orang-orang Palestina akan pergi ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk mencari keadilan***