Network
MEDIA TULUNGAGUNG - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jika dilepaskan, Perang Dunia Ketiga akan dilancarkan dengan penggunaan senjata nuklir dan itu akan menjadi bencana.
Akhir pekan lalu, Presiden AS Joe Biden berpendapat bahwa satu-satunya alternatif untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia karena "invasinya" ke Ukraina adalah dimulainya Perang Dunia Ketiga.
Klaim tersebut diikuti oleh Washington dan sekutu Baratnya yang memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk menutup wilayah udara mereka untuk semua penerbangan Rusia dan memberikan sanksi kepada sejumlah bank dan pejabat Rusia.
Baca Juga: Ambil Alih Kota Kherson dari Ukraina, Rusia Klaim Kehidupan Kota Berjalan dengan Normal
Baca Juga: Video Penampakan UFO Tertangkap Kamera Pengendara di Korea Selatan
Menyinggung situasi di Ukraina, Lavrov mengatakan bahwa Moskow sedang mempersiapkan putaran kedua pembicaraan dengan Kiev, tetapi pihak Ukraina menyeret kakinya atas perintah Washington.
"Kami siap untuk putaran kedua negosiasi, tetapi pihak Ukraina bermain untuk waktu atas perintah AS,” kata Lavrov seperti dilansir dari Sputnik News.
Dia juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Barat telah menolak untuk memenuhi tuntutan kami untuk pembentukan arsitektur keamanan Eropa yang baru.
Diplomat top Rusia itu mengacu pada proposal Moskow tentang jaminan keamanan, yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia pada Desember 2021, dan yang membayangkan komitmen yang mengikat secara hukum oleh Moskow dan Washington untuk tidak mengerahkan senjata dan pasukan di daerah-daerah di mana mereka mungkin menjadi ancaman bagi satu sama lain.
Baca Juga: Rusia Tegaskan Akan Melanjutkan Serangan ke Ukraina Hingga Tujuan Mereka Tercapai
Baca Juga: Rusia Bantah Gunakan Bom Termobarik di Ukraina
Sejalan dengan proposal, Moskow juga menuntut agar NATO menghentikan ekspansi ke timur menuju perbatasan Rusia dan menghindari mengundang negara-negara pecahan Soviet ke dalam aliansi, atau membuat pangkalan militer di wilayah mereka.
Selain itu, Lavrov menjelaskan bahwa Rusia tidak akan mengizinkan Ukraina untuk mendapatkan senjata nuklir, sebuah anggukan nyata bagi Zelensky yang mengancam bulan lalu untuk merevisi status non-nuklir Ukraina dan memulai pembicaraan tentang Memorandum Budapest.***
