"Cuaca, iklim, dan air yang ekstrem meningkat dan akan menjadi lebih sering dan parah di banyak bagian dunia sebagai akibat dari perubahan iklim," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas seperti dilansir MEDIA TULUNGAGUNG dari Xinhua.
Baca Juga: China Bongkar Daftar Kejahatan Pasukan AS di Afghanistan, Sebut AS Pernah Ngebom Pesta Pernikahan
"Itu berarti lebih banyak gelombang panas, kekeringan, dan kebakaran hutan seperti yang baru-baru ini kami amati di Eropa dan Amerika Utara…
Kami memiliki lebih banyak uap air di atmosfer, yang memperburuk curah hujan ekstrem dan banjir mematikan. Pemanasan lautan telah memengaruhi frekuensi dan daerah keberadaan badai tropis paling intens," tuturnya.
"Kerugian ekonomi meningkat seiring dengan meningkatnya paparan. Namun di balik statistik yang mencolok terdapat pesan harapan.
Baca Juga: Presiden Recep Tayyip Erdogan Berjanji untuk Meningkatkan Upaya Reformasi Peradilan di Turki
Peningkatan sistem peringatan dini multi-bahaya telah menyebabkan penurunan angka kematian yang signifikan. Sederhananya, kita lebih baik dari sebelumnya dalam menyelamatkan nyawa," kata Taala.
Laporan WMO menyerukan mekanisme pembiayaan risiko bencana untuk diperkuat di tingkat nasional dan internasional, terutama untuk Negara-negara Tertinggal dan negara-negara berkembang, pulau-pulau kecil, sambil mengembangkan kebijakan yang terintegrasi dan proaktif pada bencana-bencana dengan onset lambat seperti kekeringan.***