MEDIA TULUNGAGUNG - Rial mata uang Iran telah jatuh ke titik terendah baru, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi, meningkatnya inflasi di negara itu, dan konflik di negara tetangga Afghanistan.
Mata uang asing menguat terhadap rial yang masih muda pada hari Sabtu, dengan nilai dolar AS melintasi tanda kritis 280.000 dan mencapai 283.000 di pasar terbuka Teheran.
Ini adalah nilai terendah mata uang Iran yang tercatat sejak Oktober lalu ketika menyentuh level terendah dalam sejarah 310.000.
Turbulensi di pasar valas Iran terjadi di tengah transisi politik, dengan menteri ekonomi baru dan mantan anggota parlemen konservatif, Ehsan Khandouzi, mengambil alih pada Kamis.
Masih ada spekulasi atas penunjukan kepala baru bank milik negara Iran, yang menurut pengamat memiliki dampak signifikan terhadap kebijakan valas.
Bank Sentral Iran sering melakukan intervensi di pasar valas melalui biro pertukarannya.
Amin Sabooni, seorang analis ekonomi senior dan editor di harian bisnis terkemuka Iran Financial Tribune, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa faktor-faktor yang bertanggung jawab atas penurunan rial termasuk kekurangan mata uang asing, lubang menganga dalam anggaran fiskal, inflasi kronis, pencetakan uang bank sentral. mesin bekerja sepanjang waktu, dan tidak ada peta jalan ekonomi dari pemerintah baru.
"Saya punya perasaan bahwa tren baru-baru ini bisa menjadi devaluasi rial secara de facto," tegasnya.