Quraish Shihab Jadi Pembicara Di Sidang Ke-16 Majelis Hukama Muslimin, Sampaikan Pentingnya Dialog Antar-umat

7 November 2022, 05:05 WIB
Quraish Shihab /Instagram @santrimilenialid

MEDIA TULUNGAGUNG – Pada 4 November 2022 Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. M. Quraish Shihab, menjadi pembicara dalam sidang regular ke-16 Majelis Hukama Muslimin di Manama, Bahrain.

Quraish Shihab membahas fenomena fobia terhadap agama dalam sidang tersebut dan mengawali pandangannya bahwa dialog antaragama bisa dicapai.

Sidang tersebut dipimpin ketua Majelis Hukama Muslimin, Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmad At-Thayyib, dan dihadiri Paus Fransiskus.

Baca Juga: Comeback November 2022: Ada HIGHLIGHT Sampai Seventeen dengan Tajuk Dream!

Dikutip MEDIA TULUNGAGUNG dari laman Antara News, 6 November 2022, Quraish Shihab menyampaikan pidato yang berisi tentang bahayanya fobia terhadap agama.

"Salah satu tantangan terbesar umat beragama saat ini adalah fobia terhadap agama sehingga membuat orang terancam mengalami kekeringan rohani. Fobia terhadap agama membuat orang mengalami kemiskinan moral yang dampaknya dapat terlihat pada perilaku individu, keluarga, dan masyarakat," katanya.

Beliau memaparkan bahwa kondisi yang demikian menyebabkan munculnya eksploitasi anak dan tindak kekerasan terhadap perempuan dalam keluarga.

Baca Juga: MotoGP: Hasil Kualifikasi Valencia 2022, Jorge Martin Duduki Peringkat Teratas

Selain itu, menurut M. Quraish Shihab, fobia terhadap agama menyebabkan tidak adanya keadilan dan solidaritas, yang juga dapat menyebabkan dan berdampak pada krisis pangan.

"Fobia agama juga menjadi ancaman serius bagi umat manusia, yang muncul dalam bentuk senjata nuklir," katanya.

Quraish Shihab juga menyoroti isu mengenai perubahan iklim saat menjadi pembicara dalam sidang Majelis Hukama Muslimin.

Baca Juga: Aaron Carter Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya, Padahal Karirnya Cemerlang di Usia Muda

Menurut mufassir terkenal itu, perubahan iklim merupakan bukti nyata kelemahan manusia dalam mengendalikan naluri konsumtif dan kerakusan pada sesuatu yang bersifat materi.

"Hal itu pada gilirannya mengancam masa depan kita dan semakin menambah parah tragedi dunia berupa kelaparan, kemiskinan, dan keterpinggiran," kata beliau.

Beliau menjelaskan, Majelis Hukama Muslimin (MKM) sebagai lembaga lintas-negara yang dapat menghimpun pakar dan ulama Muslim untuk menekankan pentingnya dialog antarumat manusia.

Baca Juga: Chelsea vs Arsenal: Prediksi Tim yang Kemungkinan Akan Mengalami Kegagalan Dilihat dari Fakta Pertandingan

Menurutnya, dialog menjamin terciptanya komunikasi konstruktif  antarmanusia. Karena ini menjadi wujud nilai kemanusiaan, moral dan peradaban manusia yang tinggi.

"Dialog akan meningkatkan kemanusiaan manusia sebagai makhluk terhormat dan bertanggung jawab yang sedang menghadapi tantangan besar. Tidak ada harapan untuk menghadapi tantangan-tantangan itu kecuali dengan melakukan komunikasi dan dialog," ujarnya.

"Kemampuan saling bekerja sama antar-manusia yang berbeda itu merupakan wujud nilai kemanusiaan, moral, dan peradaban yang tinggi. Hal itu menunjukkan kematangan dalam interaksi antar-masyarakat," ungkap penulis Tafsir Al-Misbah itu.***

Editor: Azizurrochim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler