Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion yang berdampak kondisi semakin buruk.
Dengan kondisi yang gelap, suporter di atas tribun harus berlarian menghindari gas air mata yang diluncurkan oleh pihak kepolisian.
Dengan keadaan gelap di malam hari membuat keadaan semakin kacau, ribuang orang kalang kabut menghindari gas air mata, saling bertabrakan, terinjak hingga kehabisan nafas membuat kejadian kelam ini tak terhindarkan.
Alhasil anyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
Para suporter tersebut panik dan akhirnya berhamburan, hingga Minggu dini hari kurang lebih pukul 00.23 WIB dikutip dari Antara Jatim, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan.