Antisipasi 'Leptospirosis' Dinkes Tulungagung Ambil Sampel Ginjal Tikus Liar Diduga Penyebar Wabah

7 November 2022, 20:18 WIB
Antisipasi 'Leptospirosis' Dinkes Tulungagung Ambil Sampel Ginjal Tikus Liar. /dinkes.kalbarprov.go.id/

MEDIA TULUNGAGUNG – Seiring maraknya endemi leptospirosis Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung , berupaya untuk mengantisipasi penyebarluasan penyakti menular tersebut agar tidak menjangkit masyarakat.

Upaya yang dilakukan oleh Dinkes Tulungagung ialah pengambilan sampel ginjal dari tikus-tikus liar yang diduga menjadi penyebar dari maraknya wabah tersebut.

Didik Eka selaku Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung memberikan pernyataannya dikutip MEDIA TULUNGAGUN dari Antaranews pada 7 November 2022.

Baca Juga: Profil Biodata Hadi Zainal Abidin Walikota Probolinggo yang Viral di TikTok Usai Tutup Tempat Karaoke

"Ini upaya kami sebagai bentuk kewaspadaan kami terhadap leptospirosis “,ujar Didik pada Hari Sabtu 5, November 2022.

Pengambilan sampel dari ginjal tikus selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti , benar atau tidaknya terdapat bakteri leptospira di dalamnya.

Dinkes Tulungagung akan bersiap untuk melakukan pencarian apabila terdapat bakteri sejenis yang sudah menjangkit manusia , jika perlu dengan skala yang lebih besar.

Baca Juga: TERBARU! Harga Tarif Tol Probolinggo Pasuruang hingga Surabaya, Apakah Naik?

Direkomendasikan di lingkungan yang padat penduduk agar rutin digagas pembasmian untuk pengendalian hama.
Hal tersebut dilakukan terutama di daerah-daerah yang sudah dalam status endemis.

Sampai saat ini wabah leptospirosis, sudah dalam fokus dari Dinkes ada di dua desa yaitu Desa Bono dan Ngranti yang berlokasi di Kecamatan Boyolangu.

Sedikitnya sudah terpasang 50 alat jebakan tikus atas perintah Dinkes Tulungagung. Dengan sampel ginjal dari setidaknya 4 tikus liar , jumlahnya akan bertambah guna memperkuat akurasi penelitian terhadap potensi wabah leptospirosis di daerah endemis.

Baca Juga: Alasan Operasional Tol Probolinggo Pasuruan Ditutup Pemkab Probolinggo, Begini Kronologi dan Penjelasanya

Alasan yang paling mendasari terpilihnya Desa Bono dan Ngranti karena kerap tergenang banjir tak lama saat terjadi hujan deras beberapa waktu lalu. Tikus biasanya berada di persawahan atau di pemukiman kering saat banjir terjadi. Pada 2019 juga ditemukan riwayat leptospirosis di dua desa tersebut.

Pada manusia gejalanya biasa ditandai dengan kondisi suhu badan dibarengi demam tinggi, menguningnya bagian dalam dari kelopak mata, serta perut yang akan mengalami rasa nyeri disertai organ ginjal yang mengalami pengerasan.

Di Tulungagung sendiri akibat dari kasus ini membuat tingginya peningkatan kewaspadaan setelah ditemukan ada 12 orang dijangkiti leptospirosis di tahun 2012 silam. Kecamatan Gondang, Sendang, Boyolangu, dan Tulungagung menjadi daerah sebaran terbsear pada wabah ini di kala itu terjadi.***

 

Editor: Nadia Fairuz Azzahro

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler