Rexy Mainaky Deteksi Kesalahan Anak Didiknya yang Selalu Gagal di Semifinal: Mereka Itu Selalu Merasa...

- 10 Juli 2022, 20:36 WIB
Direktur kepelatihan ganda putra Malaysia, Rexy Mainaky dan Aaron Chia-Soh Wooi Yik
Direktur kepelatihan ganda putra Malaysia, Rexy Mainaky dan Aaron Chia-Soh Wooi Yik /Kloase foto djarumbadmintin.com/Reuters/

Media Tulungagung - Direktur Pembinaan Ganda Putra Badminton Malaysia (BAM) , Rexy Mainaky mendeteksi kekurangan kubu ganda putra yang kerap kalah, terutama saat bermain di babak semifinal.

Mengambil contoh Aaron Chia-Soh Wooi Yik, Rexy, yang memulai pekerjaan pada Desember tahun lalu mengatakan dia mengidentifikasi masalah yang dihadapi mereka dalam hal 'cara berpikir dan hati'.

"Saya mulai (bersama BAM), dari Desember hingga sekarang, Juli ... sudah enam bulan. Banyak perubahan cara berpikir dan hati mereka yang menurut saya harus diperbaiki. Mungkin selama ini mereka terbiasa. .. apa yang mereka inginkan harus bisa, apa yang mereka minta harus bisa,'' ujar Rexy seperti dikutip Media Tulungagung dari BHarian, Minggu, 10 Juli 2022.

Baca Juga: Rinov/Pitha Raih Gelar Runner Up Malaysia Masters 2022 Sektor Ganda Campuran: KIta Tak Akan Menyerah

“Yang mereka inginkan adalah dapat dengan mudah tanpa usaha, sehingga akan mempengaruhi mereka ketika mereka berada di lapangan,” kata Rexy Mainaky dalam konferensi pers online hari ini.

Kemarin, Aaron/Wooi Yik yang pertama kali berpasangan pada 2017 kembali tumbang di semifinal, kali ini di Malaysia Masters setelah pekan lalu juga mengalami nasib yang sama di Malaysia Open.

Aaron/Wooi Yik yang belum merebut gelar kalah dari pasangan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto 14-21, 21-19, 10-21 dalam waktu 50 menit di Axiata Arena Bukit Jalil.

Baca Juga: Setelah Kalah 7 Kali dari Chen Yu Fei, An Se Young Berhasil Raih Juara Malaysia Masters 2022 Tunggal Putri

“Kami kecewa dengan Aaron/Wooi Yik kemarin. Di set pertama semifinal Malaysia Masters, kami disuruh bermain seperti itu, tapi apa yang dibuat di atas ring sangat berbeda. Mereka bermain dengan emosi, panik, dan melihat bahwa mereka lebih baik daripada Fajar-Rian akhirnya panik sendiri.

Halaman:

Editor: Azizurrochim

Sumber: bharian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x