Gemerlap Piala Dunia Qatar, Ini Fakta Kelam di Baliknya

5 November 2022, 19:47 WIB
Ilustrasi Piala Dunia Qatar 2022 /



MEDIA TULUNGAGUNG – Piala Dunia sebuah event olahraga sepakbola tahunan yang diselenggarakan empat tahun sekali pada tahun 2022 ini

Akan menjadi pertama kalinya sebuah turnamen yang digelar pada pertengahan musim dalam kalender FIFA.

Dimana pada ajang sebelumnya selalu diadakan pada akhir musim dalam kalender FIFA yaitu antara bulan Juni sampai Agustus , kini diadakan pada pertengahan musim dimana lebih tepatnya pada bulan November sampai Desember.

Selain karna ini event pertama kalinya digerlar dipertengahan musim juga banyak sekali hal-hal kelam yang tak ter-ekspose.

Baca Juga: Inilah 4 Daftar Lagu Terbaru Piala Dunia 2022 Qatar Bernuansa Timur Tengah Hingga Barat

Qatar selaku penyelenggara menggunakan banyak pekerja asing untuk memastikan semua fasilitas memadai dan tepat pada waktu penggunaanya.

Dimana Piala Dunia akan diadakan pada akhir bulan November sampai pertengahan bulan Desember , kenapa digelar pada bulan ini karena faktor cuaca di Qatar.

Kabar terbaru dilansir oleh dailymail.co.uk bahwa ada ribuan pekerja asing yang diusir dari apartemen mereka dikarenakan penuhnya hotel.Ada juga yang diberi waktu hanya dua jam saja untuk pergi.

Ironisnya orang-orang ini dibiarkan tidur di trotoar setelah diusir , Qatar selaku penyelenggara telah mengosongkan blok apartemen yang menampung ribuan pekerja asing.

Baca Juga: FIFA Ancam Tunisia Mundur dari Piala Dunia 2022, Terungkap Ternyata Hal Ini yang Jadi Penyebabnya

Sudah lebih dari selusin bangunan telah dievakuasi dan ditutup oleh pihak berwenang, memaksa sebagian besar pekerja Asia dan Afrika untuk mencari perlindungan apa yang mereka bisa , termasuk tidur di trotoar pun mereka lakukan.

Kebijakan itu dilakukan kurang dari empat minggu sebelum dimulainya turnamen pada
20 November yang telah menarik perhatian internasional atas perlakuan Qatar terhadap para pekerja asing.

Di satu gedung yang menampung 1.200 orang di distrik Al Mansoura Doha, pihak berwenang memberi tahu orang-orang sekitar pukul 8 malam pada hari Rabu bahwa mereka hanya punya waktu dua jam untuk pergi.

Pihak berwenang kembali sekitar pukul 10 malam , memaksa semua orang keluar dan mengunci pintu gedung , mereka tidak dapat mengambil barang-barang mereka.

Baca Juga: Lirik Soundtrack Terbaru Piala Dunia 2022 Qatar, 'Hayya Hayya' (Better Together) Memiliki Makna Mendalam

"Kami tidak punya tempat untuk pergi," kata seorang pria kepada Reuters

Pada hari berikutnya ketika dia bersiap untuk tidur dengan sekitar 10 pria lainnya, beberapa dari mereka bertelanjang dada di musim gugur yang panas dan lembab di negara penghasil minyak itu.

Dia dan pekerja lain yang berbicara kepada Reuters, menolak memberikan nama atau detail pribadi mereka karena takut akan ditangkap oleh pihak berwenang.

Seorang pejabat pemerintah Qatar mengatakan “ Pengusiran itu tidak terkait dengan Piala Dunia dan dirancang sejalan dengan rencana komprehensif dan jangka panjang yang sedang berlangsung untuk mengatur kembali kota Doha “

Baca Juga: Australia Pastikan Tiket Piala Dunia Usai Kandaskan Peru, Juara Bertahan Prancis Menanti di Grup D

Pejabat itu menambahkan “ Semuanya telah ditempatkan kembali lalu diberikan tempat yang aman dan layak akan tetapi permintaan untuk mengosongkan tempat dilakukan dengan pemberitahuan yang manusiawi “

Badan sepak bola FIFA tidak menanggapi permintaan komentar dan penyelenggara Piala Dunia Qatar mengarahkan pertanyaan sepenuhnya pada pemerintah.

Sekitar 85 persen dari tiga juta penduduk Qatar adalah pekerja asing.

Banyak dari mereka yang digusur beralih profesi menjadi sopir, buruh harian atau memiliki kontrak dengan perusahaan tetapi bertanggung jawab atas hunian mereka sendiri.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia Argentina vs Brasil: Tim Tango 0-0 Tim Samba

Tidak seperti mereka yang bekerja untuk perusahaan konstruksi besar yang tinggal di kamp yang menampung puluhan ribu orang.

Seorang pekerja mengatakan penggusuran itu menargetkan pria lajang, sementara pekerja asing dengan keluarga tidak terpengaruh.

Seorang reporter Reuters melihat lebih dari selusin bangunan yang menurut penduduk telah digusur lalu beberapa gedung telah dimatikan listriknya.

Sebagian besar berada di lingkungan di mana pemerintah telah menyewa bangunan penginapan untuk penggemar yang menonton Piala Dunia.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia Finlandia vs Prancis: The Tri-colors 2-0 The Eagle-owls

Situs web penyelenggara mencantumkan bangunan di Al Mansoura dan distrik lain di mana hunian yang diiklankan dengan harga kisaran :

- Dua Ratus Empat Puluh Ribu Dollar Amerika (sekitar tiga jutaan rupiah)
- Empat Ratus Dua Puluh Enam Dollar Amerika (6 jutaan rupiah) per malam.

Pejabat Qatar mengatakan ini bertujuan untuk menegakkan Undang-undang Qatar 2010 yang melarang 'kamp pekerja' di dalam area perumahan keluarga dan memberi mereka kesempatan untuk mendeporttasi mereka.

Beberapa pekerja yang digusur mengatakan mereka berharap menemukan tempat tinggal dan juga fasilitas hunian untuk para pekerja.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia Argentina vs Brasil: Tim Tango 0-0 Tim Samba

Seseorang mengatakan dia dipaksa untuk mengubah bangunan di Al Mansoura pada akhir September, hanya untuk dipindahkan pada 11 hari kemudian tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Bersama dengan sekitar 400 lainnya. 'Dalam satu menit, kami harus pindah,' katanya.

Mohammed, seorang supir dari Bangladesh, mengatakan dia telah tinggal di lingkungan yang sama selama 14 tahun , ketika pemerintah kota memberitahunya bahwa dia memiliki waktu 48 jam untuk meninggalkan tempat yang dia tinggali bersama 38 orang lainnya.

Dia mengatakan “Para pekerja yang membangun infrastruktur untuk Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia disingkirkan saat turnamen semakin dekat”

“Siapa yang membuat stadion? Siapa yang membuat jalan? Siapa yang membuat semuanya? Bengali, Pakistan. Bangladesh, Orang-orang seperti kita” ujar Mohammed.***

Editor: Nadia Fairuz Azzahro

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler