Update Kasus Kalideres: Kepercayaan Jainisme Diduga Jadi Penyebab Kematian Satu Keluarga, Benarkah?

18 November 2022, 13:31 WIB
Ilustrari teori Jainisme yang diduga sebagai penyebab kematian keluarga Kalideres. /Ilustras Freepik/edited TerasGorontalo.com/

MEDIA TULUNGAGUNG - Hingga kini kasus kematian satu keluarga di Kalideres masih menjadi satu misteri yang belum terungkap.

Hal ini tentu menjadi perhatian khusus dan tanda tanya para warganet.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat meminta bantuan sejumlah ahli untuk mengungkap kasus ini.

Pihak ahli akan melakukan penelusuran forensik hingga latar belakang para korban.

Baca Juga: Terungkap! Tim Ahli Siap Bongkar Tabir Kematian 4 Jenazah Ditemukan Membusuk di Kalideres

Bukti demi bukti dikumpulkan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).

Namun piha kepolisian masih berlum bisa menyimpulkan penyebab hilangnya nyawa para korban Kalideres ini.

Kemunculan kasus ini diiringi dengan munculnya spekulasi di tengah-tengah masyarakat terkait kematian satu keluarga Kalideres tersebut.

Salah satunya yakni konspirasi kepercayaan Jainisme asal India, yang praktik keagamaan diantaranya adalah ritual puasa sampai mati.

Baca Juga: Tewasnya Keluarga di Kalideres Diduga Ada Kaitan Aliran Jainisme dan Sekte Apokaliptik, Begini Jawaban Polisi

Ramai di media sosial Twitter, netizen mengaitkan kasus kematian keluarga di Kalideres dengan kepercayaan Jainisme.

“Bagaimana kalau, keluarga yang di Kalideres itu sedang menjalankan puasa? Ada jenis puasa ekstrem, puasa Sallekhana atau Samadi Marana, biasanya dilakukan oleh pengikut Jainisme,” ucap @DeningCarlo dilihat pada Rabu, 16 November 2022.

“Berpuasa tanpa makan dan minum hingga kematian menjemput. *Ada bedak bayi dan banyak kapur barus,” kata pengguna Twitter itu lagi, masih di cuitan yang sama.

Dengan kata lain, warganet tersebut menyimpulkan ini merupakan kematian yang telah direncanakan lantaran ada penemuan kapur barus dan bedak bayi di TKP.

Baca Juga: Pengungkapan Motif Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres Semakin Terang, Digital Forensik Dilibatkan

Pasalnya, polisi mengatakan kapur barus, dan bedak tabur tersebut disinyalir digunakan korban untuk menghilangkan bau busuk dari mayat.

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar sebelumnya telah membenarkan temuan benda-benda tersebut.

Apalagi menurut hasil autopsi di RS Polri Jakarta Timur, Kapolres Metro Jakbar, Kombes Pol. Pasma Royce mengatakan, keempatnya diperkirakan tewas sejak tiga minggu yang lalu secara berurutan.

"Ini dari bapaknya, ibunya, serta dari iparnya ini waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," kata Pasma.

Baca Juga: Bukti Baru Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Polisi: Nanti Ahli yang Akan Menjelaskan

Artinya, ada momen ketika salah satu korban masih hidup dan menaburkan serbuk kapur barus serta bedak tabur kepada jasad lainnya.

Terkait praktik puasa ekstrem penganut Jainisme, tujuannya diketahui bersinggungan dengan prinsip menyikapi makanan.

Bagi pengikut kepercayaan ini, mengonsumsi makanan yang sudah menginap semalam adalah pantang, sebab merupakan bentuk kekerasan terhadap mikroorganisme atau serangga kecil yang sudah mengerubungi makanan tersebut.

Dalam bagian paling ekstrem, restriksi diet religious ini bisa sampai mengantar penganutnya untuk sumpah bunuh diri secara sukarela dengan cara berpuasa.

Baca Juga: Hasil Autopsi Jenazah Kalideres, Diduga Mayat Tidak Makan dan Minum Cukup Lama

Sebanyak 200 pemeluk Jain diketahui melakukan praktik ini setiap tahunnya, terutama para lansia, penganut yag sakit, atau sudah tak memiliki keterikatan duniawi.

Praktik puasa ektrem hingga menunggu ajal ini juga dianggap penganut Jain sebagai proses pemurnian tubuh. ***

Sebelumnya artikel ini tayang di Pikiran Rakyat berjudul "Teori Konspirasi: Kepercayaan Jainisme Diduga Jadi Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres".***

Editor: Nadia Fairuz Azzahro

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler