MEDIA TULUNGAGUNG - Bentrokan antar ormas yang terjadi Senin 23 Agustus lalu membuat gaduh publik.
Bentrokan yang terjadi antara Gerakan Masyaraat Bawah indonesia (GMBI) dengan Pemuda Pancasila ini terjadi di Kebumen.
Adapun tempat aksi insiden bentrokan keduanya di di Jalan Yos Sudarso, Wonokriyo, Kecamatan Gombong.
Baca Juga: Pasangan Fajar dengan Rian Ungkap Kunci Kemenangan dari Rekan Senegara, Begini Caranya
Aksi tersebut terjadi di Jalan Yos Sudarso, Wonokriyo, Kecamatan Gombong, Kebumen.
Sebagaimana diketahui, bahwa bentrokan antara Gerakan Masyaraat Bawah indonesia (GMBI) dengan Pemuda Pancasila dipicu adanya masalah pribadi anggota.
Dalam salah satu postingan dari akun yang sama, yakni ribut antara salah satu anggota GMBI dengan PP karena saling pukul.
Kemudian, banyak netizen yang bertanya-tanya mengenai istilah GMBI ini.
Baca Juga: 25 Ucapan dan Pesan Hari Guru Nasional 25 November 2021 yang Penuh Makna
Hal tersebut lantaran Ormas tersebut terdengar asing dan jarang terekspose ke publik.
Berikut adalah penjelasannya.
Dikutip Mediatulungagung dari artikel Trenggalekpedia.com berjudul "Penjelasan dan Sejarah GMBI, LSM yang Ramai Diperbincangkan Karena Bentrok dengan Pemuda Pancasila", Gerakan Masyarakat Bawah Tanah atau GMBI ini merupakan salah satu Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memiliki antor pusat di Jawa Barat.
GMBI merupakan salah satu LSM yang disebut-sebut berdiri pada tahun 2002 di Bandung.
Ketua GMBI ini diketahui bernama M. Fauzan Rahman. Adapun untuk Koordinator Koordinator GMBI Kebumen disebut bernama Fuad Abdurrahman.
Motto Perjuangan dari LSM GMBI adalah "Menciptakan Kader Ana Bangsa Bermoral, Pintar, Solid dan Berani", sebagaimana dikutip dari situs resmi GMBI.
GMBI ini disebut-sebut sering mengajukan laporan kepolisian terhadap tokoh-tokoh strategis, seperti halnya Kepala Pusat Pelaporan Alisis dan Transaksi, Yunus Husein .
Pada tahun 215, LSM ini juga sempat melaporkan Ketua KPK Abraham Samad atas dugaan kepemilikan senjata api ilegal.
Disebutkan, LSM GMBI ini memiliki cukup 'kedekatan' dengan Polri.
Baca Juga: Cara Memperingati Buy Nothing Day atau Hari Tanpa Belanja Tanggal 26 November 2021
Pasalnya, pada tahun 2017 silam, Irjen Pol Anton Charliyan disebut-sebut menjadi salah satu pembina LSM GMBI.
Belum diketahui secara pasti sejauh mana cakupan disrik dari LSM GMBI.
Namun, dengan adanya kasus bentrokan yang melibatkan Pemuda Pancasil dan GMBI ini, setidaknya GMBI telah dikenal dan cukup eksis bergerak di Jawa Tengah.***(Akmal Barokah Al Husaini/Trenggalekpedia.com)