Ustadz Adi Hidayat mengatakan apabila terjadi riya di dalam diri seseorang dapat menjadi penyebab amalan sia-sia.
Baca Juga: Ini Penjelasan Mengapa Nabi Muhammad Tidak Boleh Digambarkan, Menurut Ustadz Abdul Somad
“Riya, ketika terjadi otomatis mengugurkan amalan, habis,” jelasnya.
“Anda kebayang enggak, sudah habis uang, habis tenaga, waktu, biaya, waktu, dan habis juga pahalanya,” sambungnya.
Semua pahala kebaikan dari amalan amalan apapun akan habis semua jika sifat riya itu muncul di dalam diri.
“Jadi kaidah riya itu begitu muncul habis pahala, tinggal capek saja,” kata Ustadz Adi Hidayat.
UAH mengeaskan bahwa hal tersebut dijelaskan dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 264.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.