Network
MEDIA TULUNGAGUNG – Menurut dr. Zaidul Akbar Rasulullah SAW pernah menyebut mengenai makanan terbaik penduduk bumi sudah terdapat di surga.
Dalam sebuah kesempatan dr. Zaidul Akbar mengatakan jika makanan atau minuman yang dimaksud Rasulullah tersebut yaitu jahe, susu, khamr.
Dr. Zaidul Akbar mengatakan banyak yang belum menyadari mengenai makanan atau minuman terbaik yang pernah disampaikan Rasulullah ini.
Jika jahe atau susu itu diolah dan dikonsumsi secara benar maka dapat memberi kesehatan pada tubuh.
Keterangan ini dilansir Media Tulungagung dari PORTAL JEMBER pada artikel yang berjudul “Dr. Zaidul Akbar Ungkap Makanan Terbaik Bumi yang Disebut Rasulullah Sudah Ada di Surga, Ada Hasil Fermentasi”.
Makanan dan minuman ini dapat dikatakan menjadi isyarah (pertanda) bahwa mereka adalah produk yang baik untuk dikonsumsi.
Namun dr. Zaidul Akbar menambahkan, produk khamr di surga itu tidak memabukkan. Berbeda dengan khamr atau arak di dunia yang hukumnya haram untuk diminum.
Yang menjadi sorotannya adalah khamr adalah produk fermentasi.
"Coba, di surga itu ada khamr. Khamr yang tidak memabukkan. Khamr itu kan makanan atau minuman fermentasi," paparnya.
"Kalau orang dulu orang buatnya pake batang kurma, yang dibelah. Kemudian masukin air dengan kurma. Dipendam sekian lama, dia jadi fermented (terfermentasi)." imbuhnya.
Jadi dr. Zaidul Akbar menyimpulkan bahwa makanan atau minuman hasil fermentasi yang halal, juga bisa menjadi produk yang baik untuk kesehatan.
Dirinya juga mengambil studi kasus, bahwa Korea Selatan adalah salah satu negara dengan tingkat kesehatan penduduk cukup tinggi saat pandemi.
Hal ini dikarenakan negara ginseng itu, tidak pernah lepas dengan makanan fermentasi yang mereka sebut kimchi. Salah satu makanan fermentasi terbaik di dunia.
"Kimchi itu kan makanan fermentasi. Dan sebenarnya kita juga punya di Indonesia, apa namanya? Tempe," imbuh penggagas Jurus Sehat Rasulullah itu.
Tak hanya di Korea, Indonesia pun punya produk fermentasi yaitu tempe yang sudah diakui manfaatnya oleh pakar-pakar di dunia.
Namun lagi-lagi, dr. Zaidul Akbar mengimbau agar tidak mengolah tempe dengan cara dipanaskan atau digoreng, alias dimakan mentah.
Hal ini sebagai upaya untuk menjaga kandungan protein dan bakteri probiotik agar tetap utuh, sehingga memberikan manfaat yang luar biasa bagi pencernaan.
"Tapi sayang bakteri tempe kebanyakan menderita. Kenapa menderita? karena digoreng tempenya," pungkasnya. ***( Muchammad Muchyiddin/Portaljember.Pikiran-Rakyat.com)
