Dahului Amerika Serikat dan China, Ilmuwan Ungkap Misi Jepang Ke Planet Mars

21 Agustus 2021, 06:52 WIB
Ilustrasi: Misi antariksa NASA ke Planet Mars /Foto: Twitter @NASA/

MEDIA TULUNGAGUNG - Para ilmuwan antariksa Jepang berencana ingin mendahului temuan Amerika Serikat dan China dalam mengambil tanah di Mars.

Hal tersebut daisampaikan oleh lembaga antariksa jepang pada hari Kamis, 19 Agustus 2021 lalu.

Denga tegas mereka mengatakan akan mengambil tanah dari planet Mars yang ditargetkan tahun ini.

Baca Juga: Negara-negara Eropa Hingga Asia Setuju Menampung Pengungsi dari Kabul Afghanistan

Japan Aerospace Exploration Agency, atau JAXA, berencana meluncurkan penjelajah pada 2024 untuk mendarat di Phobos, bulan Mars, untuk mengumpulkan 10 gram (0,35 ons) tanah dan membawanya kembali ke Bumi pada 2029.

JAXA berharap sampel dari Phobos akan memberikan petunjuk tentang asal usul planet Mars dan jejak kehidupan yang mungkin.

Perjalanan pulang yang cepat itu diharapkan menempatkan Jepang di depan Amerika Serikat dan China dalam membawa kembali sampel dari wilayah Mars meskipun dimulai lebih lambat, kata manajer proyek Yasuhiro Kawakatsu dalam konferensi pers online.

Penjelajah Ketekunan NASA mendarat di kawah Mars di mana ia mengumpulkan 31 sampel yang akan dikembalikan ke Bumi dengan bantuan dari Badan Antariksa Eropa pada awal 2031.

China pada Mei menjadi negara kedua yang mendarat dan mengoperasikan pesawat ruang angkasa di Mars, dan berencana untuk membawa kembali sampel sekitar tahun 2030.

Baca Juga: 30,75 Juta Jiwa Warga Indonesia Telah Menerima Vaksin COVID-19 Dosis Lengkap

Ilmuwan JAXA percaya bahwa sekitar 0,1% dari permukaan tanah di Phobos berasal dari Mars, dan 10 gram dapat berisi sekitar 30 butiran, tergantung pada konsistensi tanah, kata Kawakatsu.

Tomohiro Usui, profesor di Institute of Space and Astronautical Science, mengatakan tanah di Phobos kemungkinan merupakan campuran material dari bulan itu sendiri dan material dari Mars yang disebarkan oleh badai pasir.

Dirinya menambahkan akan mengumpulkan sampel dari beberapa lokasi di Phobos dapat memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan kemungkinan jejak kehidupan dari Mars daripada mendapatkan tanah dari satu lokasi di Mars.

Ilmuwan JAXA mengatakan, setiap bentuk kehidupan yang mungkin berasal dari Mars akan mati karena radiasi matahari dan kosmik yang keras di Phobos.

Misi NASA dan Badan Antariksa Eropa berfokus pada potensi bentuk kehidupan dan evolusi area kawah Jezero, yang diyakini sebagai danau purba.

Baca Juga: AS Bandingkan Sikap China ke Taliban dan Taiwan, China Beri Jawaban Telak

Dengan mempelajari sampel tanah Phobos yang mencakup bahan dari Mars, para ilmuwan berharap dapat mempelajari tentang evolusi biosfer Mars, kata Usui.

Dia mengatakan penelitian Jepang tentang sampel Phobos dan NASA dari lokasi tertentu di kawah Mars dapat saling melengkapi dan dapat mengarah pada jawaban atas pertanyaan seperti bagaimana kehidupan Mars, jika ada, muncul dan berevolusi dalam waktu dan tempat.

Desember lalu, penyelidikan JAXA, Hayabusa2, membawa kembali lebih dari 5 gram tanah dari asteroid Ryugu, lebih dari 300 juta kilometer (190 juta mil) dari Bumi, dalam pengembalian sampel asteroid pertama yang berhasil di dunia.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: AP

Tags

Terkini

Terpopuler