Harga Minyak Turun 3 Dolar! Tertekan Akibat Dolar Menguat hingga Lonjakan Covid, Begini Informasi Lengkapnya

- 15 November 2022, 11:03 WIB
Ilustrasi harga minyak turun 3 dolar.
Ilustrasi harga minyak turun 3 dolar. /Pexels/Zukiman Mohamad/

MEDIA TULUNGAGUNG – Bahan bakar minyak adalah salah satu komoditi terbesar dan yang paling dicari saat ini, meskipun gagasan konversi minyak ke listrik sudah semakin gencar tak menghentikan tingginya konsumsi minyak.

Seperti yang diketahui bahwa bukan hanya untuk transportasi tapi bahan bakar satu ini juga digunakan untuk beragam sektor yang membutuhkan minyak.

Harga minyak sendiri saat ini menetap kisaran tiga dolar lebih rendah pada akhir perdagangan, pada Selasa pagi.

Hal tersebut disebabkan karena terseret oleh penguatan dolar AS sementara melonjaknya kasus Virus Corona di China memupus harapan pembukaan kembali ekonomi yang cepat untuk importir minyak mentah terbesar dunia.

Baca Juga: Kemendag Meluncurkan Produk Baru Minyak Goreng Merek 'Minyakita' Pada 6 Juli 2022, Berikut Informasi Harga!

Dilansir oleh MEDIA TULUNGAGUNG dari laman Antara News pada 15 November 2022.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari terpangkas 2,85 dolar AS atau 3,00 persen, menjadi menetap pada 93,14 dolar AS per barel, setelah naik 1,1 persen.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember merosot 3,09 dolar AS atau 3,47 persen, menjadi ditutup di 85,87 dolar AS per barel usai terangkat 2,9 persen pada akhir pekan lalu.

Sementara, harga-harga komoditas menguat setelah Komisi Kesehatan Nasional China menyesuaikan beberapa langkah pencegahan dan pengendalian COVID untuk mempersingkat waktu karantina untuk kasus kontak dekat dan pelancong yang datang.

Baca Juga: Berapa Harga Minyak Goreng Menjelang Hari Raya Idul Adha 2022? Berikut Penjelasan Disdagin

Akan tetapi pada Senin, 14 November 2022 kasus COVID-19 meningkat di China selama akhir pekan, dengan Beijing dan kota-kota besar lainnya melaporkan sebuah rekor infeksi.

"Lonjakan kasus COVID hanya akan menyebabkan lebih banyak penguncian dalam waktu dekat ... untuk saat ini China bukan sumber dukungan bullish untuk kompleks perminyakan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Dolar Amerika pun ikut naik terhadap mata uang euro dan yen, ini terjadi karena investor beriap untuk potensi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS setelah pihak yang membuat kebijakan menjelaskan terlalu banyak yang dibuat dari data inflasi AS yang lebih dingin minggu lalu.

Dengan nilai dolar yang lebih kuat tentu juga membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung membebani minyak dan aset-aset berisiko lainnya.

Baca Juga: Berapa Harga Minyak Goreng Menjelang Hari Raya Idul Adha 2022? Berikut Penjelasan Disdagin

Sementara Negara-negara OPEC yang merupakan pengekspor minyak, dengan alasan hambatan ekonomi mereka memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini dan tahun depan.

Pada Senin, 14 November 2022 Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan produktivitasnya bahwa pasokan domestik AS juga terus meningkat.

Produksi minyak di Permian di Texas dan New Mexico, cekungan minyak serpih terbesar AS, akan naik sekitar 39.000 barel per hari (bph) ke rekor 5,499 juta barel per hari pada Desember.

Secara terpisah, Janet Yellen selaku Menteri Keuangan AS mengatakan pada Jumat, 11 November 2022 bahwa India bisa terus membeli minyak dari Rusia sebanyak yang diinginkan mereka.

Baca Juga: Kapan Berlakunya Membeli Minyak Goreng Curah Menggunakan PeduliLindungi, ini Jadwal dan Penjelasanya

Termasuk dengan harga di atas mekanisme pembatasan harga yang diberlakukan G7, jika India menghindari asuransi, keuangan dan layanan maritim Barat yang terikat oleh pembatasan tersebut.***

Editor: Nadia Fairuz Azzahro

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini