China Terkejut Atas Insiden Bom Bunuh Diri di Pakistan, Tegaskan Kutuk Serangan Terorisme

- 24 Agustus 2021, 08:46 WIB
 Presiden Xi Jinping, China terkejut atas insiden bom bunuh diri yang menimpa warganya di Pakistan/REUTERS/Jason Lee
Presiden Xi Jinping, China terkejut atas insiden bom bunuh diri yang menimpa warganya di Pakistan/REUTERS/Jason Lee /

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang Pakistan, serangan bom bunuh diri itu dilakukan oleh seorang anak laki-laki yang berlari keluar dari koloni, begitu konvoi sampai di sana, untuk menargetkan kendaraan China.

"Kami terkejut dan mengutuk insiden ini, berduka atas personel Pakistan yang tewas dalam serangan itu dan menyampaikan simpati kepada keluarga yang ditinggalkan dan terluka", kata Wang.

Wang mendesak pihak Pakistan untuk menangkap para pelaku dan menghukum mereka sesegera mungkin, katanya, seraya menambahkan bahwa Islamabad telah menjamin untuk melakukan segala upaya untuk memastikan keselamatan personel China yang bekerja di berbagai proyek di Pakistan.

"China akan bekerja dengan Pakistan untuk mengatasi ancaman teroris dan melindungi keselamatan rakyat dan personel kami di Pakistan", kata Wang.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di Global Times yang dikelola negara pada 21 Agustus, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), yang berjuang untuk penentuan nasib sendiri rakyat Baloch, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Baca Juga: BMKG Sebut Sejumlah Daerah Berpotensi Hujan Deras Disertai Petir dan Angin Kencang

Mengulangi bahwa terorisme adalah musuh bersama umat manusia, Wang mengatakan, China dengan tegas menentang kekuatan apa pun yang menggunakan terorisme untuk mencari kepentingan geopolitik dan meminta semua negara kawasan untuk berkolaborasi dalam memberantas kelompok teroris dan menjunjung tinggi keselamatan bersama dan kepentingan pembangunan semua negara di kawasan itu

Ada rasa keresahan dan kekhawatiran di China atas meningkatnya serangan terhadap personel China di Pakistan terutama mengingat situasi bergejolak yang terjadi di Afghanistan setelah Taliban mengambil alih Kabul.

Sejumlah organisasi militan, termasuk Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) yang dilarang yang melakukan serangan terhadap Pakistan, selain Al-Qaeda dan Negara Islam (IS) berjuang bersama dengan Taliban di Afghanistan dan dilaporkan terus beroperasi dari sana.

South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong dalam sebuah laporan baru-baru ini mengutip pengarahan parlemen rahasia para politisi Pakistan pada 2 Juli di mana kepala badan Inter-Services Intelligence (ISI) Letnan Jenderal Faiz Hameed menggambarkan Taliban dan TTP sebagai sisi yang sama.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: News 18


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah