Dirinya, menggarisbawahi peran penting yang dimainkan Qatar di tengah jalan keluar AS yang kacau.
Penasihat Senior Timur Tengah di Crisis Group, Dina Esfandiary, mengatakan sementara taruhan Qatar sebagai mediator regional”tampaknya telah terbayar, masih harus dilihat bagaimana hal itu akan berhasil dalam jangka panjang.
Pada tahun 2011, pemerintahan Obama mengizinkan sekelompok pejabat Taliban untuk pindah ke Qatar, di mana mereka akan dituduh meletakkan dasar untuk negosiasi tatap muka dengan pemerintah Presiden Hamid Karzai saat itu.
Pada 2013, kantor Taliban di Doha dibuka secara resmi.
Pada tahun 2018, pemerintahan Trump memulai pembicaraan formal dan langsung dengan kelompok tersebut.
Baradar, kepala kantor politik Taliban di Doha, menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat pada 29 Februari 2020, yang membuka jalan bagi penarikan AS dan pasukan asing lainnya.
Baca Juga: Dahului Amerika Serikat dan China, Ilmuwan Ungkap Misi Jepang Ke Planet Mars
Untuk diketahui, Taliban berjanji untuk tidak menyerang pasukan asing pimpinan AS.
Perjanjian tersebut juga meluncurkan pembicaraan damai antara Taliban dan para pemimpin Afghanistan di ibukota Qatar.
Tetapi Taliban melanjutkan serangan militernya di lapangan saat berpartisipasi dalam pembicaraan.