Hari Ibu Nasional 22 Desember 2022, Berikut Sejarah, Peringatan hingga Maknanya

- 20 Desember 2022, 11:34 WIB
Ilustrasi sejarah Hari Ibu.
Ilustrasi sejarah Hari Ibu. /pexels/George Dolgikh

MEDIA TULUNGAGUNG - Hari Ibu Nasional diperingati setiap tahunya pada 22 Desember 2022.

Meskipun Hari Ibu Nasional ini diperingati serentak di Indonesia, hari tersebut bukanlah hari libur nasional.

Berbagai peringatan dan tanggal dalam merayakan Hari Ibu ini berbeda-beda di setiap negara.

Baca Juga: Link Live Streaming Persija vs Dewa United di Liga 1 Indonesia, Thomas Doll Targetkan Poin Penuh?

 

Dilansir dari Hindustan Times, Di Inggris Raya, Hari Ibu dirayakan pada hari Minggu keempat bulan Maret untuk mengenang Gereja Ibu .

Di negara-negara Arab, Hari Ibu dirayakan pada tanggal 21 Maret, sementara beberapa negara Katolik merayakannya pada Hari Perawan Maria.

Freepressjournal India melansir, Hari Ibu secara Internasional berawal dari tahun 1908.

Dimana di tahun tersebut, seorang wanita bernama Anna Jarvis mengadakan peringatan untuk menghormati ibunya, di sebuah gereja di Grafton.

Rupanya ibu Anna telah mengungkapkan keinginan kuatnya agar suatu hari didedikasikan untuk ibu dan merayakan cinta mereka di seluruh dunia.

Baca Juga: Prediksi Skor Persija vs Dewa United di Liga 1 Indonesia, Beserta Perkiraan Line Up dan Rekor Pertemuan

Anna Jarvis memimpin gerakan untuk menghormati ibu tercintanya setelah itu dia menjadi pendiri Hari Ibu ketika tawaranya diterima oleh Amerika Serikat pada tahun 1911.

Berbeda dengan di Indonesia, Hari Ibu secara nasional diperingati setiap tanggal 22 Desember 2020.

Sebagaimana dilansir dari Pikiran Rakyat sejarah lahirnya penetapan hari ibu pada 22 desember di Indonesia Bermula dari Perjuangan Kaum Perempuan.

Baca Juga: Kumpulan Quotes Hari Ibu 22 Desember 2021 dari Pemimpin Hingga Tokoh Dunia

Peristiwa bermula ketika gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya pada tanggal 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia.

Hal itu menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.

Baca Juga: Ahli Forensik Berikan Penjelasan Terkait Otak Brigadir J yang Berpindah di Perut, Farah: SOP Kami Adalah...

Pada saat itu, sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Kemudian, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.

Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.

Serta berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).

Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta

Baca Juga: Terungkap! Rincian Daftar Anggota Grup WhatsApp Duren Tiga yang Dibuat Pasca Penembakan Brigadir J

Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Sejarah Penetapan Hari Ibu 22 Desember

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.

Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.

Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.

Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu.

Tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.

Baca Juga: Nasib Kelanjutan Karir Lionel Messi Setelah Piala Dunia 2022, Masih Bela Timnas Argentina?

Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, akan makna Hari Ibu sebagai Hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa.

Untuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya.***

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini