MEDIA TULUNGAGUNG - Kejadian kelam kemablai terjadi dalam sepakbla Indonesia pada Sabtu malam 1 Oktober 2022.
Kejadian tersebut merupakan buntut oanjang pertandingan Arema Malang Vs Persebaya.
Untuk Diketahui, Arema Malang menjamu Persebaya Surabaya pada pekan ke 11 Liga BRI 1.
Derby Jatim tersebut digelar di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 oktober 2022
Dalam pertandingan tersebut diwarnai aksi kericuhan suporter dengan pihak aparat kepolisian.
Kericuhan tersebut terjadi usai Persebaya menang dengan skor 3-2 di Satdion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Untuk diketahui, pertandingan Arema Melawan Persebaya ini merupakan lanjutan dari Liga BRI 1 pada Sabtu malam 1 Oktober 2022.
Kericuhan bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah
Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Barracuda milik Polri. Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu pemain.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Arema VS Persebaya, Pesan Berantai Ungkap Korban Tewas 60 Orang
Kerusuhan tersebut semakin membesar adanya sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut. Terlihat dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar. Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.
Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion. Para suporter tersebut panik dan akhirnya berhamburan.
Hingga Minggu dini hari (2/10) kurang lebih pukul 00.23 WIB, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, tampak puluhan orang tergeletak diduga di rumah sakit Kanjuruhan.
“Yang udah terdata ini udah 110 orang, ini rumah sakit umum daerah Kanjuruhan, ini kok yang wafat segitu, aku gak bisa ngomong gemeteran, ini mayat-mayat bergeletakan,” kata seorang saksi yang menyaksikan kengerian kerusuhan suporter dan polisi.
Sebelumnya, banyak yang menyesalkan penggunaan gas air mata di dalam stadion yang menyebabkan kepanikan para penonton.
“Lebih dari 60 orang tewas karena kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, dan tindakan aparat kepolisian memperparah situasi dengan menembakkan gas air mata yang dilarang oleh peraturan FIFA,” kata pemilik akun @wxxxx.
Hingga kini diduga korban yang sudah teridentifikasi berjumlah 149 orang dan kemungkinan masih akan terus bertambah.***