MEDIA TULUNGAGUNG - Kejadian nahas terjaddi usai pertandingan antara Arema Malang dengan Persebaya Surabaya.
Pertandingan derby Jatim yang digelar pada Sabtu Malam 1 Oktober 2022 harus memakan ratusan korban jiwa.
Sebagaimana diketahui, pertandingan Arema VS Persebaya adalah pekan ke 11 dalam lanjutan Liga 1 BRI.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Arema VS Persebaya, Pesan Berantai Ungkap Korban Tewas 60 Orang
Peristiwa kericuhan terjadi usai pertandingan Derby Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Kekalahan atas rival mereka membuat ribuan suporter tak terima dan langsung menimbulkan reaksi dari Aremania.
Awal mula kerusuhan tersebut adalah saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah.
Harga diri yang terluka justru membawa petaka bagi banyak orang yang saat ini memenuhi stadion.
Setelah peluit akhir dibunyikan, seketika itu suporter masuk kelapangan, dalam video yang beredar pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Baracuda milik Polri.
Saat dalam Baracuda pun mobil mereka dilempar oleh puluhan suporter dengan botol minuman hingga batu besar.
Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu pemain.
Kerusuhan tersebut semakin membesar adanya sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Keadaan semakin memburuk tatkala semakin banyaknya suporter yang masuk tak sebanding dengan jumlah personil keamanan yang membuat suasana semakin chaos.
Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut, terlihat dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar.
Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.
Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion yang berdampak kondisi semakin buruk.
Dengan kondisi yang gelap, suporter di atas tribun harus berlarian menghindari gas air mata yang diluncurkan oleh pihak kepolisian.
Dengan keadaan gelap di malam hari membuat keadaan semakin kacau, ribuang orang kalang kabut menghindari gas air mata, saling bertabrakan, terinjak hingga kehabisan nafas membuat kejadian kelam ini tak terhindarkan.
Alhasil anyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
Para suporter tersebut panik dan akhirnya berhamburan, hingga Minggu dini hari kurang lebih pukul 00.23 WIB dikutip dari Antara Jatim, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan.
Hingga saat ini pihak Polres Malang dan manajemen belum memberikan keterangan resmi terkait adanya jumlah korban yang meninggal dunia akibat tragedi tersebut.
Namun info beredar hingga pagi hari korban jiwa terus bertambah lebih dari 100 orang meninggal dunia.
Kabar menyebutkan korban menyentuh angka 200 jiwa, dengan terus bertambah karena keterbatasan pihak medis di lokasi kejadian.
Membuat banyak korban yang dilarikan kerumah sakit sudah meninggal dunia karena pertolongan pertama di TKP yang terlambat dilakukan diakibatkan jumlah korban yang terlalu banyak.
Hal itu terlihat dari kondisi korban yang banyak bergeletakan dalam sebuah video viral di media sosial.
Kabarnya tak hanya suporter, pihak aparat pun ikut jadi korban, bahkan balita hingga wanita pun diberitakan ada yang menjadi korban.***(Agung Prasetya/jurnalSoreang)
Artikel ini sebelumnya tayang di JurnalSoreang.com dengan judul "Tragis! Kekalahan Arema FC Atas Persebaya Sebabkan Kerusuhan Besar, Memakan Korban Jiwa hingga 100 Orang Lebih"