Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Baca Juga: Kronologi Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, Kericuhan Terjadi Usai Arema Melawan Persebaya
Para suporter itu, banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion. Para suporter tersebut panik dan akhirnya berhamburan.
Hingga Minggu dini hari (2/10) kurang lebih pukul 00.23 WIB, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan.
Hingga saat ini pihak Polres Malang dan manajemen belum memberikan keterangan resmi terkait adanya jumlah korban yang meninggal dunia akibat tragedi tersebut.
Viral di Medsos
Sementara di mwdia sosial, beredar kabar sebanyak 40 orang termasuk suporter Arema FC dan Persebaya meninggal dunia.
Sementara itu usai terjadi kerusuhan, pada pukul 00.41 WIB media ini menerima kabar melalui rilis yang menyebutkan 40 orang meninggal dunia dalam kerusuhan itu.