Erupsi Gunung Anak Krakatau Potensi Tsunami, BRIN Himbau Masyarakat Waspada

- 13 Mei 2022, 12:56 WIB
Penampakan puncak Gunung Anak Krakatau yang mirip Sepatu Kuda Bercahaya, hasil foto Satelit Sentinel 2 milik Program Copernicus Badan Antariksa Eropa.
Penampakan puncak Gunung Anak Krakatau yang mirip Sepatu Kuda Bercahaya, hasil foto Satelit Sentinel 2 milik Program Copernicus Badan Antariksa Eropa. /Tangkapal Layar Twitter @Jogja_Uncover

MEDIA TULUNGAGUNG - Hingga kini Gunung Anak Krkatau terpantau masih aktiv dan bersiaga pada level 3.

Peningkatan tersebut terjadi beberapa waktu lalu dari level 2 kesiaga atau level 3.

Berkaitan dengan ini Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko menghimbau masyrakta untuk waspada.

Baca Juga: Cara Membuat Dadar Gulung Coklat Pisang, ini Resepnya Agar Memiliki Tekstur Lembut dan Enak

Pasalanya erupsi Gunung Anak Krakatau ini berpotensi akan menimbulkan Tsunami.

Berdasarkan data dan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, terdapat peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Waspada atau Level 2 ke Siaga atau Level 3.

"Ini menunjukkan adanya potensi ke arah erupsi dan dapat berpotensi menimbulkan tsunami," katanya dalam keterangan pers yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.

Baca Juga: Tanpa Daging! Begini Resep dan Cara Membuat Nugget Tahu Wortel Enak, Sehat hingga Murah Meriah

Untuk perkiraan besar kecilnya dampak tsunami, ia mengatakan tergantung dari pemicu sumbernya, yakni seberapa besar aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan volume longsoran kaldera atau lava yang dimuntahkan.

Dilansir dari ANTARA, hasil kajian pemodelan tsunami yang telah dilakukan untuk kejadian erupsi akhir 2018 dapat dijadikan acuan untuk potensi tsunami ke depan apabila ada erupsi Gunung Anak Krakatau, terutama memprediksi waktu tiba tsunami di pantai dan perkiraan tingginya.

Widjo menuturkan pemerintah telah berupaya membuat program mitigasi tsunami dari tingkat hulu hingga hilir.

Baca Juga: PM Israel Bantah Militernya Tembak Mati Jurnalis Aljazeera, Malah Tuding Palestina, Samoudi: Saya Melihatnya!

Sebagai contoh, di tingkat hulu terdapat sistem peringatan dini apabila akan terjadi tsunami dan diseminasi informasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

Di tingkat hilir, sudah dilakukan penyiapan jalur evakuasi, tempat evakuasi (selter) dan panduan perencanaan evakuasi.

Meskipun demikian, korban tsunami masih tetap ada seperti yang pernah terjadi di Selat Sunda di akhir 2018.

Hal itu, katanya, menunjukkan program mitigasi tsunami yang telah ada belum mencukupi, sehingga perlu ditingkatkan pada masa mendatang.

Baca Juga: Balaskan Kekalahan Tim Uber, Tim Thomas Indonesia Sikat Habis China dengan Skor 3-0, Jojo Jadi Juru Kuncinya!

"Saya kira publik juga perlu mendapatkan informasi secara mendetail terkait dengan potensi ancaman tsunami di lokasi di mana mereka tinggal dan tentu saja informasi lainnya terkait dengan jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara," ujar Widjo.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini