MEDIA TULUNGAGUNG - Kejadian kelam terjadi usai pertandingan antara Arema Malang dengan Persebaya Surabaya.
Pertandingan derby Jatim yang digelar pada Sabtu Malam 1 Oktober 2022 harus memakan ratusan korban jiwa.
Sebagaimana diketahui, pertandingan Arema VS Persebaya adalah pekan ke 11 dalam lanjutan Liga 1 BRI.
Baca Juga: Kondisi Terkini Kerusuhan Kanjuruhan Arema VS Persebaya, Ratusan Mayat Terlihat Tergeletak
Peristiwa kericuhan terjadi usai pertandingan Derby Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
PSSI pun sudah menjatuhkan sanksi kepada Arema FC, bahkan ada opsi sanksi lainnya. Demikian Liga I Indonesia harus dihentikan sementara
Mengenai kronologi kejadian, salah seorang penonton yang selamat dari kerusuhan itu menceritakan awal mula kejadian.
Melalui akun Twitter peribadinya @RezqiWahyu_05, ia mengaku menyaksikan kejadian selama kerusuhan terjadi.
Bahkan insiden apa saja yang ia lihat selama kerusuhan itu.
"Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di kanjuruhan 1 oktober 2022," katanya.
Melalui akun Twitternya, akun tersebut menceritakan kronologi kejadian.
"Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00," katanya.
"Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun.. Yg ada hanya supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya," tambahnya.
Lanjut, ia menceritakan babak pertama selesai pun dan saat jeda istirahat ada sekitar 2 sampai 3 kali kericuhan sedikit di tribun 12 dan 13 dan segera diamankan oleh pihak berwenang.
Babak kedua berlanjut dan tim Persebaya Surabaya berhasil mencetak gol yang ke-3, Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.
"Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya...," katanya. Hingga peluit ahir dibunyikan arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan," katanya.
"Disinilah awal mula tragedi dimulai...Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa...," katanya.
Saat itu, Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf kepada supporter.
Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa.
Para suporter itu terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada pemain Arema FC.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC.
"Terlihat john alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum-oknum tersebut," katanya.
"Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain..," lanjut akun tersebut.
Kericuhan itu diikuti dengan dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali.
Ahirnya para pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib. Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.
Kata akun tersebut, pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurutnya perlakuannya sangat kejam dan sadis.
Yakni di pentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.
Saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.
Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif.
Kemudian, kata dia, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan.
"Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara. Yang akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak"an gas air mata ke arah supporter," jelasnya.
Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung di tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Ia menceritakan, saat itu para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar.
Tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata.
"Banyak ibu" wanita" orang tua Dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion," katanya.
"Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata.... Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet..," tambahnya.
Lanjut, di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah.
Sedangkan untuk keluar stadionpun tidak bisa karena macet dan penuh sesak di pintu keluar.
Sementara di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
"Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat yang Dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata," katanya.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion.. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Kanjuruhan," lanjut ia menceritakan.
Lalu kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam, banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita.
Baca Juga: Kondisi Terkini Kerusuhan Kanjuruhan Arema VS Persebaya, Ratusan Mayat Terlihat Tergeletak
Artikel ini sebelumnya tayang di Suarajayapura.com dengan judul "Saksi Mata Ceritakan Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan: Kejam dan Sadis..."
Supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah, batu batako, besi dan bambu berterbangan.
"Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, Disini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi..," katanya.***(Muhammad Rafiq/SuaraJayapura)