Bagaimana Sejarah Lahirnya Tahun Baru Imlek? Benarkah Dahulu Dirayakan Selama 15 Hari?

- 21 Januari 2023, 16:46 WIB
Ilustrasi perayaan Tahun Baru Imlek.
Ilustrasi perayaan Tahun Baru Imlek. /Pixabay.com/Hartono Subagio/

Dahulu sejarah Tahun Baru Imlek dirayakan karena ada tiga pendapat atau tiga versi yang berlainan alasannya, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Dirayakan karena adanya musim semi atau Cun, sehingga pada hari Tahun Baru orang Tionghoa mengucapkan selamat dengan ucapan ‘Sin Cun Kiong Hi’.
  2. Pada zaman kuno dikatakan bahwa pada hari itu ‘Giok Hong Siang Tee’ menitis ke muka bumi dan beliau menjadi seorang Raja.
  3. Sebagai hari lahirnya Bi Lek Hud atau O Mi To Hud.

Baca Juga: Link Live Streaming Bournemouth vs Nottingham Forest di Liga Inggris, 21 Januari 2023 Pukul 22.00 WIB

Pada masa pemerintahan Bin Kok (1912-1949) terjadi pembaruan dan perubahan tentang penanggalan tahun baru. Tahun baru Imlek digantikan dengan tahun baru Masehi, karena tahun baru Imlek dianggap sudah usang.

Demikian juga perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia juga pernah dilarang dirayakan secara besar-besaran dan tidak boleh di tempat umum, hanya diperbolehkan di rumah-rumah secara pribadi.

Tahun Baru Imlek di Tiongkok dan berbagai negara di tempat yang banyak dihuni etnis Hoa-Kiauw (Tionghoa Perantauan) dirayakan dengan meriah.

Malah pada zaman dahulu dirayakan selama 15 hari penuh, dari tanggal 1 Cia-Gwee sampai tanggal 15 Cia-Gwee dan dirayakan sebagai Hari Raya Cap Go Meh.

Baca Juga: Link Live Streaming PSS Sleman vs RANS Nusantara di Liga 1 Indonesia, 21 Januari 2023 Pukul 18.15 WIB

Namun saat ini perayaan Tahun Baru Imlek tidak sampai 15 hari lagi. Di Indonesia, Hari Raya Imlek pada masa pemerintahan Orde Baru pernah dilarang dan tidak boleh dirayakan dengan berpesta pora.

Akan tetapi setelah pemerintahan Soeharto tidak berkuasa lagi, maka perayaan Tahun Baru Imlek terus kembali semarak dan masyarakat Cina menyambutnya dengan senang hati.

Sehingga pada masa reformasi ini perayaan Tahun Baru Imlek sangat meriah di sejumlah kota besar di Indonesia.***

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Etnis Cina Perantauan Di Aceh oleh Abdul Rani Usman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah