Apa Itu Lelucon Vishing yang Viral di TikTok? Sama Seperti Link Phising, Awas Maraknya Penipuan Online

- 12 Juli 2022, 14:42 WIB
Ilustrasi TikTok yang viral lelucon vishing
Ilustrasi TikTok yang viral lelucon vishing /Pixabay/amrothman.

MEDIA TULUNGAGUNG - Apa Itu Vishing? Waspadai link sejenis phising modus penipuan di media sosial.

Beberapa waktu tengah viral lelucon penipuan Vishing di Platform TikTok.

Bahkan selain viral juga menjadi tren penipuan vishing yang modusnya adalah melakukan telepon.

Baca Juga: Link Vishing Jadi Lelucon dan Viral di TikTok, Waspadai Penipuan di Media Soial

Beeberap waktu banyak pengguna TikTok yang marak membagikan unggahan video tentang vishing.

Dimana seseorang menelepon teman mereka menggunakan suara mesin penjawab otomatis atau robot penerjemah dan mengatakan bahwa sejumlah dana akan ditarik dari rekening yang bersangkutan.

Pakar Kaspesky mengingatkan tren tersebut mirip dengan skema penipuan vishing atau voice phishing, sebagaimana tertulis dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Ramalan Zodiak dan Angka Keberuntungan Rabu 13 Juli 2022 Libra, Scorpio, Sagitarius dan Capricorn

"Saya sering menemukan video di TikTok tentang blogger yang mengerjai orang lain dengan menelepon dan memberitahu bahwa rekening mereka akan didebet ribuan dolar. Korban percaya dan menjadi panik karenanya," kata Pakar Keamanan di Kaspersky, Roman Dedenok.

"Ketika orang dihadapkan dengan penipuan telepon, mereka rata-rata dipengaruhi oleh banyak kondisi dalam satu waktu. Panggilan telepon seperti itu akan membuat kaget. Mereka tidak dapat menilai dengan jelas siapa yang ada di ujung panggilan, apakah itu seorang penipu, penjahat, atau pekerja asli di bank,” sambungnya.

Vishing merupakan taktik penipuan dengan cara meyakinkan seseorang untuk menelepon penipu dan membagikan informasi pribadi seperti data bank.

Baca Juga: Update Terbaru 15 Link Video Anak Kos Cewe Durasi 1 Jam Viral Diburu Netizen, Ada Apa? Jebakan Link Phising

Seperti skema phishing lainnya, tipuan ini dimulai dari masuknya email dari toko online atau sistem pembayaran. Email tersebut berisi surat palsu mengenai permintaan penarikan uang dalam jumlah besar dari rekening yang bersangkutan. Penipu kemudian meminta korban segera menelepon Customer Support yang tertera di email.

"Metode ini dipilih oleh penipu karena ketika korban melihat situs phishing, dia bisa saja mengenali tanda-tanda bahwa situsnya tidak resmi. Namun ketika berbicara melalui telepon, mereka dihadapkan dengan situasi yang membingungkan dan memiliki tendensi untuk kehilangan fokus," jelas Dedenok.

Baca Juga: Link Mental Age Viral di TikTok, Simak Penjelasan dan Cara Mengikuti Tes Usia Mental Disini

"Di situasi ini, penipu akan melakukan apa saja untuk memastikan korban tetap di bawah tekanan: membuat korban merasa terburu-buru, mengintimidasi dan meminta mereka segera memberikan detail kartu kredit untuk membatalkan ‘transaksi’ palsu tersebut," lanjut dia.

Pada periode Maret-Juni 2022, Kaspersky mendeteksi hampir 350 ribu vishing email yang meminta korban menelepon dan membatalkan transaksi. Pada Juni, jumlah email vishing meningkat tajam, nyaris mencapai 100 ribu email.

Di TikTok, orang-orang yang mengikuti tren ini tidak mengirim email tipuan. Mereka langsung menelepon target dan akan mengenalkan diri sebagai perwakilan dari customer service sebuah toko online terkenal.

Meski tidak mencuri apapun dari target, banyaknya video di TikTok tentang lelucon itu tetap dinilai Dedenok sebagai tren yang membahayakan karena ketika korban diyakinkan untuk membagikan data pribadi melalui telepon, mereka tidak menduga mereka adalah target lelucon.

Baca Juga: Lirik Lagu You're Gonna Live Forever in Me John Mayer Viral di TikToK, Lagu yang Menyentuh Hati

Kaspersky kemudian memberikan rekomendasi agar terhindar dari serangan vishing, yaitu dengan selalu mengecek alamat pengirim email. Kebanyakan email spam datang dari alamat yang tidak tertulis dengan jelas.

Kemudian, pertimbangkan informasi yang diminta. Perusahaan resmi tidak akan menghubungi secara tiba-tiba melalui email dan meminta data pribadi. Jika pesan berisi konteks yang mendesak, berhati-hatilah. Penipu biasanya menggunakan taktik tersebut agar korban merasa terpojok.

Selain itu, penting untuk mengecek tata bahasa dan ejaan. Salah penulisan atau tata bahasa yang buruk adalah pertanda bahaya, demikian juga dengan kata-kata yang aneh atau kalimat janggal. Terakhir, unduh produk keamanan yang terpercaya dan ikuti rekomendasinya.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x