Vishing merupakan taktik penipuan dengan cara meyakinkan seseorang untuk menelepon penipu dan membagikan informasi pribadi seperti data bank.
Seperti skema phishing lainnya, tipuan ini dimulai dari masuknya email dari toko online atau sistem pembayaran. Email tersebut berisi surat palsu mengenai permintaan penarikan uang dalam jumlah besar dari rekening yang bersangkutan. Penipu kemudian meminta korban segera menelepon Customer Support yang tertera di email.
"Metode ini dipilih oleh penipu karena ketika korban melihat situs phishing, dia bisa saja mengenali tanda-tanda bahwa situsnya tidak resmi. Namun ketika berbicara melalui telepon, mereka dihadapkan dengan situasi yang membingungkan dan memiliki tendensi untuk kehilangan fokus," jelas Dedenok.
Baca Juga: Link Mental Age Viral di TikTok, Simak Penjelasan dan Cara Mengikuti Tes Usia Mental Disini
"Di situasi ini, penipu akan melakukan apa saja untuk memastikan korban tetap di bawah tekanan: membuat korban merasa terburu-buru, mengintimidasi dan meminta mereka segera memberikan detail kartu kredit untuk membatalkan ‘transaksi’ palsu tersebut," lanjut dia.
Pada periode Maret-Juni 2022, Kaspersky mendeteksi hampir 350 ribu vishing email yang meminta korban menelepon dan membatalkan transaksi. Pada Juni, jumlah email vishing meningkat tajam, nyaris mencapai 100 ribu email.
Di TikTok, orang-orang yang mengikuti tren ini tidak mengirim email tipuan. Mereka langsung menelepon target dan akan mengenalkan diri sebagai perwakilan dari customer service sebuah toko online terkenal.
Meski tidak mencuri apapun dari target, banyaknya video di TikTok tentang lelucon itu tetap dinilai Dedenok sebagai tren yang membahayakan karena ketika korban diyakinkan untuk membagikan data pribadi melalui telepon, mereka tidak menduga mereka adalah target lelucon.
Baca Juga: Lirik Lagu You're Gonna Live Forever in Me John Mayer Viral di TikToK, Lagu yang Menyentuh Hati