MEDIA TULUNGAGUNG - Sebuah roket SpaceX yang diluncurkan tujuh tahun lalu dan ditinggalkan di luar angkasa setelah menyelesaikan misinya akan menabrak Bulan pada bulan Maret, kata para ahli.
Roket itu dikerahkan pada 2015 untuk mengorbit satelit NASA yang disebut Deep Space Climate Observatory (DSCOVR).
Sejak itu, roket tahap kedua, atau booster, telah melayang di tempat yang disebut ahli matematika sebagai orbit kacau, astronom Bill Gray.
Baca Juga: 5 Film Superhero akan Tayang Awal Tahun 2022, Begini Sinopsis dan Jadwalnya
Gray-lah yang menghitung jalur tabrakan baru antara sampah antariksa dengan Bulan.
Pendorong itu melintas cukup dekat dengan Bulan pada Januari dalam sebuah pertemuan yang mengubah orbitnya, kata Gray.
Dia berada di belakang Project Pluto, perangkat lunak yang memungkinkan untuk menghitung lintasan asteroid dan objek lain di luar angkasa dan digunakan dalam program observasi luar angkasa yang didanai NASA.
Seminggu setelah tahap roket mendesing dekat dengan Bulan, Gray mengamatinya lagi dan menyimpulkan itu akan menabrak sisi jauh Bulan pada 4 Maret dengan kecepatan lebih dari 5.500 mil per jam (9.000 kilometer per jam).
Gray mengimbau komunitas astronom amatir untuk bergabung dengannya dalam mengamati booster, dan kesimpulannya dikonfirmasi.