Apa Itu Hujan Meteor Alpha Capricornids dan Delta Aquariids? Terjadi 30 sampai 31 Juli 2022 di Indonesia

15 Juli 2022, 14:46 WIB
Fenomena langit akhir Juli 2022 bakal terjadi hujan meteor, tepatnya pada Jumat 29 Juli 2022. Bahkan puncaknya 30 Juli 2022 bakal ada 160 sampai dengan 200 meteor masuki atmosfer Bumi. /Tangkapan layar Youtube @Ikhy RH

MEDIA TULUNGAGUNG - Apa itu hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids? simak penjelasan dalam artikel ini.

Untuk diketahui, fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids akan terjadi di akhir Juli 2022.

Fenomena tersebut dapat dilihat di langit selatan dan diamati dari Indonesia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak dan Angka Keberuntungan Gemini, Cancer, Leo dan Virgo Sabtu 16 Juli 2022

Menurut laporan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan fenomena tersebut akan terjadi pada 30 sampai 31 Juli 2022.

“Hujan meteor Alpha-Capricornids ini bisa diamati pada 30 – 31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur. Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan,” kata Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin.

Ia menjelaskan sekitar lima meteor per jam diperkirakan tampak melintas di langit. Hujan meteor Alpha-Capricornids berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan bumi.

Baca Juga: Hujan Meteor Bootid Senin 27 Juni 2022 Berbahaya Bagi Bumi? Begini Penjelasan Dampaknya

“Debu-debu komet yang berukuran kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Walau jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar,” katanya.

Sementara hujan meteor Delta Aquariids dapat diamati pada 29-30 Juli 2022 mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Puncaknya sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan.

“Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini,” ujarnya.

Baca Juga: Malaysia Langgar MoU dengan Indonesia, Menlu Hentikan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

Ia mengatakan gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia. Diharapkan, kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya pada Juli membuat pengamatan hujan meteor lebih menarik.

Menurut dia hujan meteor tersebut tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km.

Untuk menyaksikan hujan meteor dengan lebih baik, perlu memilih lokasi pengamatan yang minim gangguan cahaya lampu dan medan pandang ke langit selatan tidak terganggu pohon atau bangunan.

Pengamatan meteor lebih baik tanpa alat, karena mata mempunyai medan pandang yang lebih luas.

Baca Juga: Update Link Nonton Drama Korea '2037' Sub Indo yang Viral di TikTok, Kisah Gadis 19 Tahun Hidup di Penjara

Hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.

Meteor adalah batuan atau debu antar-planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer, demikian Thomas Djamaluddin.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: ANTARA BRIN

Tags

Terkini

Terpopuler