Rusia Latihan Kekuatan Nuklir untuk Serang Ukraina? Putin: Kita Punya Hak Mempertahankan Diri

- 28 Oktober 2022, 12:40 WIB
ilustrasi latihan nuklir.
ilustrasi latihan nuklir. /Tangkapan Layar Twitter.com/@vaibhavkh15

 

MEDIA TULUNGAGUNG - Perang Rusia-Ukraina masih terus berlanjut sampai saat ini, bahkan menjadi berkembang ke arah yang lebih serius.

Rusia dan Ukraina masih belum memiliki titik temu dalam permasalahan mereka dan menyebabkan pertempuran masih terus berlanjut.

Dalam mempertahankan negaranya masing-masing, Rusia dan Ukraina melakukan penyerangan menggunakan berbagai senjata perang.

Presiden Rusia, Vladimir Putin sejauh ini dikabarkan masih memantau latihan kekuatan nuklir strategis yang melibatkan beberapa peluncuran rudal balistik.

Baca Juga: Invasi Rusia Masih Berlanjut, Berikut Kondisi Ukraina Terkini

Latihan kekuatan nuklir strategis itu dimaksudkan untuk simulasi serangan nuklir besar-besaran, seperti yang dilaporkan oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu kepada Putin.

Penduduk di Kherson diminta pihak berwenang Rusia untuk pindah ke tepi timur sungai Dnieper karena prospek pertempuran sengit di Kherson semakin dekat.

Seorang penasehat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Oleksiy Arestovych memaparkan bahwa pasukan Rusia tidak ada tanda-tanda bersiap untuk meninggalkan kota itu.

Cuaca basah dan medan perang yang sulit menyebabkan serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia di Kherson menjadi lebih sulit.

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Sebabkan Kehancuran Budaya, UNESCO Sebut 207 Situs Budaya Rusak

Dalam waktu seminggu, sebanyak 70.000 penduduk yang tinggal di provinsi Kherson telah meninggalkan Kherson.

Para pengungsi yang tinggal di luar negeri diminta Ukraina agar tidak kembali sampai musim semi karena dikhawatirkan tidak terjaminnya infrastuktur energi mereka dapat menangani musim dingin.

“Jaringan tidak mampu mengatasi (musim dingin)...Anda lihat apa yang dilakukan Rusia. Kita harus bertahan hidup di muism dingin,” ujar Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk.

Ukraina telah menggali sekitar 1000 mayat, termasuk warga sipil dan anak-anak di wilayah Kharkiv yang baru saja dibebaskan, ini termasuk 447 mayat yang ditemukan di situs pemakaman masal di Izium.

Baca Juga: Sudah 246 Hari Perang, Ukraina Masih Belum Izinkan Warganya Kembali dari Tempat Pengungsian

Oleksiy Reznikov selaku Menteri Pertahanan Ukraina menagatakan bahwa dirinya tidak percaya presiden Rusia, Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir.

Sebelumnya, Putin telah berulangkali mengatakan bahwa Rusia berhak menggunakan senjata apapun di gudang senjatanya untuk mempertahankan diri, termasuk cadangan nuklir terbesar di dunia.

Hal itu membuat Menteri pertahanan Rusia mengadakan panggilan telepon dengan rekan-rekannya dari India dan China tentang kekhawatiran Rusia terhadap Ukraina yang kemungkinan menggunakan ‘bom kotor”.

Perang Rusia di Ukraina menyebabkan kehancuran budaya dan Badan kebudayaan PBB, UESCO, memantaunya menggunakan cita satelit sebelum dan sesudah.

Baca Juga: Sementara 4 Wilayahnya Dikuasai Rusia, Ukraina Kini Resmi Gabung NATO, Putin Disebut Gila Oleh Pejabat Ukraina

UNESCO telah memverifikasi bahwa terdapat 207 situs budaya mengalami kerusakakan termasuk keagamaan, museum, banguna bersejarah dan/atau seni, monumen, dan perpustakaan.

Selanjutnya, Martin Griffiths, Kepala bantuan PBB, mengatakan bahwa dia relatif optimis tentang kemungkinan ekspor biji-bijian Laut hitam dari Ukraina yang ditengahi PBB akan diperoanjang melampaui pertengahan November.

Selain itu, dalam pertempuran di Ukraina, ditemukan jenazah warga negara Amerika Serikat yang tewas dalam pertempuran itu. Jenazah tersebut akan dilepaskan ke pihak berwenang Ukraina dan segera mengembalikan jenazah tersebut ke keluarganya.

Artikel ini sebelumnya tayang di PIKIRAN RAKYAT berjudul “Tepat 246 Hari Sejak Invasi Rusia, Apa yang Terjadi di Ukraina?”.***(Witri Gustiani/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Nadia Fairuz Azzahro

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x