Terkait Kunjungan Jokowi Ke Rusia dan Ukraina, Pakar Sebut Adanya Peluang Pemulihan Krisis Ekonomi Dunia

- 2 Juli 2022, 20:14 WIB
Pakar sebut kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia berpeluang pulihkan kondisi ekonomi.
Pakar sebut kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia berpeluang pulihkan kondisi ekonomi. /Instagram/@jokowi./

MEDIA TULUNGAGUNG - Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina dengan misi perdamaian.

Dalam misi tersebut Jokowi akan mengajak kedua pemimpin negara untuk membuka ruang dialog dan menghentikan perang.

Kunjungan Jokowi tersebut dinilai berpeluang untuk memulihkan kondisi krisis ekonomi dunia.

Seorang Pakar Perdagangan Ekonomi Dunia dan Politik Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Riza Noer Arfani menilai betapa strategisnya langkah Jokowi.

Baca Juga: Volodymyr Zelensky Berikan Apresiasi Atas Kunjungan Jokowi ke Ukraina hingga Sebut Sebagai Hari Bersejarah

Ia berpendapat bahwa jika tidak ada langkah terobosan di ukraina maka harga minyak berpotensi terus naik hingga menimbulkan Resesi global dan stagflasi.

“Jika tak ada langkah-langkah terobosan (seperti yang dilakukan Jokowi), akan timbul fenomena inflasi yang tinggi dibarengi dengan kemandekan ekonomi,” kata Riza, dikutip dari laman resmi UGM Yogyakarta, Sabtu, 2 Juli 2022.

Riza mengatakan bahwa kunjungan tersebut punya makna yang lebih besar dari yang dapat diantisipasi orang-orang.

Hal tersebut dikarenakan strategi pemulihan ekonomi yang sudah digagas sejumlah pihak termasuk negara anggota G20 saat takkan ada artinya jika peperangan masih terus berlanjut.

Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Mal di Ukraina, Presiden Ukraina: Tak Ada Gunanya Mengharap Kemanusiaan Rusia

Perang yang belum dapat diprediksi ujungnya itu, jika terus berlarut-larut maka akan sangat berdampak terhadap 3 sektor penting, yaitu pangan, energi, dan sektor kesehatan.

Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi di forum G7, persoalan pangan telah mengancam negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah.

Apabila rantai pasokan pangan terganggu maka akan berimbas pada naiknya harga bahan pokok.

Adapun pada sektor energi, perang di Ukraina itu bisa mendorong gejolak harga minyak sehingga lagi-lagi berdampak pada negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.

Baca Juga: Volodymyr Zelensky Berikan Apresiasi Atas Kunjungan Jokowi ke Ukraina hingga Sebut Sebagai Hari Bersejarah

Selain itu sanksi bertubi-tubi atas Rusia juga menimbulkan efek samping ketidakpastian harga energi global terutama pada minyak.

Sementara untuk sektor kesehatan, perang yang mengambil waktu terlalu lama itu kata Riza akan memengaruhi distribusi vaksin.

Padahal tanpa kendala perang pun distribusi vaksinasi global masih sangat timpang.

Hingga saat ini masih terdapat negara-negara berkembang dan negara-negara menengah ke bawah yang capaian vaksinnya masih di bawah 50 persen.

Baca Juga: Jokowi Akan Menemui Volodymyr Zelensky dan Vladimir Putin: Sesegera Mungkin Melakukan Gencatan Senjata

“Jika perang terus berlanjut tentu akan berpengaruh pada program terkait dengan obat untuk penanganan pandemic. Saya kira-kira makna kunjungan juga terkait ini,” ujarnya.

Selain itu, baginya sinyal politik luar negeri Indonesia yang ditunjukkan Jokowi seolah diterima dengan lapang oleh kedua pihak konflik.

Dalam hal ini Jokowi yang netral dianggap mampu memberikan keuntungan dalam pengambilan peran sebagai juru damai.

“Turki pernah (mencoba), Israel pernah, Perancis pernah tetapi mereka tidak tulus, mereka memihak. (Sementara) kita dalam posisi netral dan sejak awal kita memiliki konsistensi sikap yang seperti itu,” ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Kunjungi Ukraina dengan Pengamanan Ketat, Fadli Zon: Berlebihan!

Keberhasilan pemulihan ekonomi yang dimaksud sudah terlihat, sejak timbulnya inisiatif pembukaan koridor suplai pangan, tepat setelah Jokowi berkunjung ke Kyiv dan Moskow.

Sebelumnya artikel ini tayang di PIKIRAN RAKYAT berjudul "Pakar: Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina Berpeluang Pulihkan Ekonomi Dunia".*** (Siti Aisah Nurhalida Musthafa/Pikiran Rakyat).***

Editor: Nadia Fairuz Azzahro

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini