China Kembangkan Roket Antariksa, Percobaan Pertama Manusia Belokan Benda Langit

- 28 November 2021, 10:25 WIB
Ilustrasi Roket China yang digunakan untuk membelokan asteroid besar yang mengancam Bumi
Ilustrasi Roket China yang digunakan untuk membelokan asteroid besar yang mengancam Bumi /NASA/Johns Hopkins, APL/Steve Gibben

 

MEDIA TULUNGAGUNG - China berambisi untuk menyaingi Amerika Serikat dalam persaingan tekhnologi antariksa.

Kini China, dalam penelitianya telah mengirimkan kurang lebih 20 roket besar.

Pengiriman roket tersebut ke antariksa sebgai uji coba dalam pelatihan untuk membeloka asteroid besar yang mengancam bumi.

Baca Juga: Penangkal Gangguan Ghaib dari Santet Hingga Sihir, ini 5 Tanaman yang Bisa Digunkan Menurut Primbon Jawa

Sementara itu, akhir 2021 hingga awal 2022, Amerika Serikat akan meluncurkan pesawat ruang angkasa robotik untuk mencoba dan mencegat dua asteroid yang relatif dekat dengan Bumi.

Ketika mencapai tujuannya setahun kemudian, pesawat ruang angkasa NASA akan mendarat di dua badan berbatu yang lebih kecil untuk melihat seberapa banyak perubahan lintasan asteroid.

Ini akan menjadi percobaan pertama umat manusia untuk mengubah arah benda langit.

Di Pusat Sains Luar Angkasa Nasional China, para peneliti menemukan dalam simulasi bahwa 23 roket Long March 5 (LM-5) yang menabrak asteroid besar secara bersamaan dapat membelokkannya dari jalur aslinya dengan jarak 1,4 kali radius Bumi.

Baca Juga: Wajib Anda Tanam, Tanaman Hias ini Penarik Keberuntungan Hingga Rezeki Melimpah Menurut Fengshui

Perhitungan mereka didasarkan pada asteroid yang mengorbit matahari, bernama 101955 Bennu, yang lebarnya setinggi Empire State Building.

hal tersebut termasuk dalam kelas benda langit yang berpotensi menyebabkan kerusakan regional atau benua.

Asteroid yang membentang lebih dari 1 kilometer (0,6 mil) akan memiliki konsekuensi global.

Dikutip dari sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan di Icarus, sebuah jurnal tentang ilmu planet.

Roket LM-5 adalah kunci ambisi luar angkasa jangka pendek China, mulai dari mengirimkan modul stasiun luar angkasa hingga meluncurkan wahana ke bulan dan Mars.

China telah berhasil meluncurkan enam roket LM-5 sejak 2016, dengan yang terakhir menyebabkan beberapa masalah keamanan karena sisa-sisanya masuk kembali ke atmosfer pada bulan Mei.

Baca Juga: Banjir Rezeki, Weton ini Diprediksi Kaya Raya Menurut Primbon Jawa

"Usulan untuk menjaga tahap atas peluncuran roket ke pesawat ruang angkasa pemandu, membuat satu 'penabrak kinetik' besar untuk membelokkan asteroid, adalah konsep yang agak bagus," kata profesor Alan Fitzsimmons dari Pusat Penelitian Astrofisika di Queen's University Belfast.

"Dengan meningkatkan massa yang menghantam asteroid, fisika sederhana akan memastikan efek yang jauh lebih besar," kata Fitzsimmons kepada Reuters, meskipun, tambahnya, operasi sebenarnya dari misi semacam itu perlu dipelajari secara lebih rinci.

Perkiraan saat ini menunjukkan kira-kira ada 1% kemungkinan asteroid selebar 100 meter (328 kaki) akan menyerang Bumi dalam 100 tahun ke depan, kata profesor Gareth Collins di Imperial College London.

Baca Juga: Sinopsis Balika Vadhu Minggu 28 November 2021, Berusaha Hentikan Pernikahan Muridnya, Anandhi Dikurung dan Dis

"Sesuatu seukuran Bennu bertabrakan sekitar 10 kali lebih kecil kemungkinannya," kata Collins.

Mengubah jalur asteroid menghadirkan risiko yang lebih rendah daripada meledakkan batu dengan bahan peledak nuklir, yang dapat membuat fragmen lebih kecil tanpa mengubah arahnya, kata para ilmuwan.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah