MEDIA TULUNGAGUNG – mungkin masih banyak orang yang tidak tahu tentang peringatan Hari Artileri Nasional.
Hari Artileri Nasional di peringati setiap tanggal 4 Desember, untuk tahun ini perayaan tersebut jatuh pada hari Sabtu, 4 Desember 2021.
Hari Artileri diperingati untuk menjadi pengingat bagaimana peran sekaligus perkembangan persenjataan artileri di Indonesia.
Sekaligus menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Pada masa penjajahan, Soerie Santoso tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang memiliki pangkat tertinggi di artileri.
Beliau adalah seorang mayor lulusan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda dan menjabat sebagai komandan batalyon artileri di Jagamonyet, Batavia.
Artileri sendiri didefinisikan sebagai senjata yang melontarkan proyektil. Seiring berjalannya waktu, istilah artileri kemudian disematkan pada pasukan tentara yang menggunakan senjata berat.
Soerie Santoso juga merupakan satu-satunya kapten pribumi dari 66 kapten yang tergabung dalam angkatan perang kolonial Hindia Belanda hingga akhirnya pangkatnya naik menjadi mayor.
Selain Soerie Santoso, ada pemuda Indonesia lain yang pernah menerima pelatihan artileri, mereka adalah Oerip Soemohardjo, Memet Rahman Ali Soewardi, R.M. Pratikno Suryosumarno, Tjhwa Siong Pik, J. Minggu, Djoko Prijono, Giroth Wuntu, Sadikin, Abdullah, dan Rudy Pirngadi.
Asal-usul munculnya persenjataan artileri di Indonesia tidak bisa dipastikan dengan tepat.
Namun menurut buku Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 jilid 2: Jaringan Perdagangan Global (1999, hlm.255), Nusantara baru mengenal artileri dari negara Cina yang sudah menggunakan meriam sejak abad ke-13.
Penggunaan senjata artileri di Indonesia terus berlanjut hingga masa penjajahan Jepang. Namun saat Jepang menyerahkan diri pada 16 Agustus 1945, para pemuda Indonesia langsung mengambil alih persenjataan artileri milik Jepang.
Salah satu persenjataan yang dirampas adalah meriam, namun para pemuda Surabaya tidak tahu cara menggunakan persenjataan berat.
Kapten Suwardi yang paham tentang meriam akhirnya membentuk Pasukan Meriam dan mengadakan kursus cepat untuk para pemuda di Surabaya.
Di Surabaya ada juga J. Minggu, seorang pemuda yang dilatih menjadi artileris untuk KNIL. Ia turut mengetuai jalannya serangan yang menargetkan pasukan Inggris.
Letnan Jendral Oerip Soemoohardjo meresmikan Markas Artileri pada tanggal 4 Desember 1945, menurut laman Pusat Pendidikan Artileri Medan.
Saat itu, Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryosumarno diangkat menjadi komandan artileri pertama di Indonesia.
Dengan adanya peresmian tersebut, tanggal 4 Desember akhirnya ditetapkan sebagai Hari Artileri Nasional.
Tanggal 4 Desember juga diperingati sebagai hari jadi Korps Artileri TNI AD yang kemudian dikenal dengan Korps Armed TNI AD.***