Network
Media Tulungagung - Dalam sebuah laporan kepada Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC), Elon Musk mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri kesepakatan dengan Twitter karena telah melakukan pelanggaran material terhadap perjanjian mereka karena membuat pernyataan palsu dan menyesatkan selama negosiasi.
Perusahaan media sosial itu mengatakan pihaknya berencana untuk melakukan tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian tersebut.
Elon Musk telah mengklaim bahwa Twitter belum memberinya informasi yang diperlukan tentang prevalensi akun palsu atau spam di platformnya, kekhawatiran yang pertama kali dia ungkap pada bulan Mei.
Baca Juga: Berikut Kumpulan Fakta Menarik Sapi Kurban Idul Adha Raffi Ahmad yang Usianya Sudah Mencapai 4 Tahun
Pada saat itu, dia mengatakan bahwa kesepakatan itu sementara ditangguhkan sampai dia menerima data dari Twitter yang menyatakan bahwa akun spam dan bot membuat kurang dari 5 persen dari total penggunanya.
Dalam pengajuannya dengan SEC AS, tim hukum Musk mengatakan bahwa selama hampir dua bulan Musk telah mencari data dan informasi yang diperlukan untuk membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter.
Twitter dinilai telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Mr. Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan.
